Contoh Pedoman Membuat Critical Book Report (CBR)

BAB I
PENDAHULUAN 
Latar Belakang 
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah habis dibicarakan dari sisi keberadaannya, interaksinya dengan sesamanya, kebudayaannya, mau pun keinginannya untuk mengembangkan diri dan kemampuanya. Dalam proses kehidupan manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan wacana keseharian manusia yang tidak akan pernah habis dibahas karena keberadaannya yang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan manusia.
Di dalam sebuah buku tentu banyak pelajaran Dan pengetahuan yang dapat kite ambil. Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai buku yang ditulis oleh M. Ngalim Purwanto yang berjudul “Psikologi Pendidikan” ini membahas mengenai betapa pentingnya psikologi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan, buku yang memberikan banyak informasi mengenai dunia pendidikan ini pastilah memiliki keunggulan Dan juga kelemahan baik itu pada bagian isi, sistematika penulisan, penyajian, gaya bahasa, Dan yang lainnya. Hal inilah yang akan menjadi pertimbangan untuk Critical Book Report ini.
                                                                                     
1.2 Tujuan
1.     Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2.     Untuk menambah wawasan tentang bagaiman cara menyusun buku yang baik dan benar.
3.     Untuk dapat memahami isi dan mengetahui kelebihan serta kekurangan dari buku tersebut.
4.     Untuk dapat belajar menyimpulkan pesan apa yang ingin disampaikan oleh penulis dari bukunya yang ditulis.

1.3 Manfaat
1.  Menambah pengetahuan dan wawasan baru yang diperoleh dari buku tersebut
2.  Meningkatkan ketertarikan untuk membaca dan menelaah sebuah buku
3.  Mengetahui cara mengkritik buku yang baik Dan benar



Baca Juga Postingan Lain Dari Blog Ini !!
Kumpulan Critical Book Report [Tersedia >50 Jenis CBR]
Critical Journal Report [Tersedia > 40 Jenis]
Contoh Laporan Mini Riset [Tersedia >25 Jenis]
Kumpulan Makalah Berbagai Jenis Tema [Tersedia >100 Jenis]


BAB II
ISI BUKU
2.1 Identitas Buku

Buku Utama
Judul Buku                  : Psikologi Pendidikan
Pengarang                   : M. Ngalim Purwanto
Penerbit                       : Rosdakarya                    
Tahun Terbit                : 1996
Kota                            : Bandung
Tebal Buku                  : xiii, 169 hlm:24 cm

 

Buku Pembanding
Judul Buku                  : Psikologi PendidikanSebuah Orientasi Baru
Pengarang                   : Dr. Iskandar, M.Pd
Penerbit                       : Gaung Persada Press
Tahun Terbit                : 2009                                    
Tebal Buku                  : xii, 252 hlm:24 cm



2.2       Ringkasan Isi Buku
BAB I
1.    Pengertian  Psikologi
          Menurut arti kata-katanya psikologi sering di terjemahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, Dan logos yang berarti ilmu. Sebenarnya hal tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan dualiame manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani Dan rohani.
          Dengan singkat dapat kite katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala kegiatan, tindakan perbuatan manusia yang terlihat maupun yang tidak terlihat,yang disadari maupun tidak disadarinya.

2.    Obyek Psikologi dan Macam-Macamnya
a.       Obyek Material
Yakni yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun obyek material dari psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek psikologi  juga bagian obyek bagi ilmu-ilmu yang lain.

b.      Obyek Formal
Obyek formal psikogi menurut perubahan zaman dan dan pandangan para ahli masing-masing. Pada zaman yunani sampai dengan abad pertengahanyang menjadi obyek formalnya ialah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Descartes obyek psikologi itu ialah gejala-gejala kesadaran.
          Secara sistamatis macam-macam psikologi itu dapat kite susun sebagai berikut:
1) Psikologi matafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang di lakukan oleh plato dan aristoteles.
2) Psikologi empiris, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan pengamatan (observasi).
          Psikologi empiri dapat dibagi lagi dengan dua bagian antara lain:
-     Psikologi umum, yang menyelidiki /mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada umumnya.
-     Psikologi khusus, yang menyelidiki  gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuaannya.

c.    Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya
·         Psikologi dan Antropologi
Secara etimologis, antropologi berarti tentang manusia, antropologi sebagai ilmu yang masih muda yang mempunyai perhatian terhadap semua cabang pengatahuan yang berhubungan dengan manusia.
·         Psikologi dan Sosiologi
Para ahli psikologi terutama memusatkan perhatian kepada tingkah laku kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-individu yang termasuk kedalam kelompok itu.masalah-masalah yang diselidiki oleh sosiologi antara lain masalah-masalah kejahatan, kenakalan/kejahatan anak-anak, perceraian/talak, perkembangan atau perubahan sifat-sifat keluarga dan sebagainya.
·         Psikologi dan Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh manusia dan berbagai sistem peredaran serta mempelajari bagaimana organ-organ dan sistem-sistem peredaran itu bisa berinteraksi satu sama lain.

d.   Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
          Ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan.
          Yang merupakan ruang lingkup psikologi  pendidikan, antara lain:
1.      Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh  terhadap belajar
2.      Sifat-sifat dari proses belajar
3.      Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4.      Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar
5.      Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar
6.      Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar
7.      Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar
8.      Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9.      Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah
10.  Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para sisiwa

BAB II
PEMBAWAAN, KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
1.    Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan ini tidaklah mudah dengan demikian memerlukan penjelasan Dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di kemukakan beberapa pendapat:
(a)    Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
(b)   Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan Dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum  empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis.
(c)    Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan Dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
2.    Pembawaan Dan Keturunan
a.       Keturunan
Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut.
b.      Pembawaan
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwajutkan (direalisasikan)
               Hanya dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
3.    Beberapa Macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunan
Beberapa macam pembawaan, antara lain:
·         Pembawaan Jenis
·         Pembawaan Ras
·         Pembawaan Jenis Kelamin
·         Pembawaan Perseorangan
          Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
·         Konstitusi tubuh
·         Cara bekerja alat-alat indra
·         Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
·         Tipe-tipe perhatian
·         Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
·         Tempo dan ritme perkembangan

4.    Lingkungan
-          Macam-macam lingkungan
(a)    Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
(b)   Lingkungan dalam (internal enveronment)
(c)    Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
-          Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan
               Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan denga lingkungan dapat di bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :
(a)   Individu bertentangan dengan lingkunganya
(b)   Individu menggunakan lingkungannya
(c)   Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
(d)  Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya
              

BAB III
MENGAPA MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR
1.    Tenaga-Tenaga Pendorong Pada Manusia
          Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu agar dapat berlangsung Dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa Dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa denda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
   Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a.       Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
            Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman Dan sebagainya.
b.      Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
            Dorongan ingin tau, melatih Dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju Dan semakin tinggi.
c.       Dorongan nafsu mempertahankan jenis
            Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar jenisnya atau keturanannya tatap berkembang Dan hidup.

2.    Daya-Daya/Alat-Alat Interaksi Manusia Dengan Dunia Luar
a. Pengamatan
         Suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar dengan menggunakan alat indra seperti : melihat, mendengar, mencium, meraba sesuatu Dan sebagainya. Pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman Dan pengatahuan seseorang.
b.Ingatan
         Kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-sewaktu dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan Dan mengeluarkan kesa-kesan itu disebut daya ingatan.
c. Fantasi
         Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
d.      Perasaan
         Persaan adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman Dan daya psikis yang lain.

BAB IV
BERFIKIR
1.          Pengertian Berfikir
             Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki.

2.          Bahasa Dan Berfikir
          Berfikir adalah daya yang paling utama Dan merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa, hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti  bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari Dan di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari Dan di ajarkan.
            Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir.  Tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu adalah “ berbicara batin”.

3.           Pendapat Beberapa Aliran Psikologi Tentang Berfikir
( a)    Psikologi Asosiasi, berpebdapat bahwa dalam aam kejiwaan yang penting ialah terjadinya, tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-taggapan. Keaktifan pribadi manusia  itu sendiri diabaikan karma menurut pendapat inilah yang kemudian menimbulkan pendidikan dan pengajaran yang bersifat Intelektualistis dan Verbalistis.
(b)   Aliran Behaviorisme, berpendapat bahwa berfikar adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat sharaf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan buah pikiran. Jadi menurut behaviorisme berpikir adalah tidak lain adalah berbicara
(c)    Psikologi Gestalt, memandang psikolodi gestalt berpendapat bahwa proses berpikir seperti proses gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu kebetulan psikologi gestalt itu memandang berpikir merupakan ke aktifan psikis yang abstrak, yang prosesnya tidak kita amati dengan alat indra kita.

4.    Beberapa Macam Berfikir
(a)    Berpikir induktif, ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena.
Contoh: seseorang ahli psikologi mengadakan pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu dan seterusnya.
(b)   Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum.
Contoh: 1. manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
(c)    Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami.
Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore hari.

5.    Hasil-Hasil Penyelidikan Berfikir
a.       Oswald kulpe: mendapatakan kesimpulan sebagai berikut:
·         Bahwa di dalam diri manusia terdapat adanya gejala-gejala psikis yang tidak dapat digunakan.
·         Bahwa pada waktu berpikir aku atau pribadi orang itu memang peranan yang penting.
·         Bahwa berpikir itu mempunyai arah tujuan yang tertentu(determine rende tendens). Arah tujuan berpikir itu di tentukan atau dipengaruhi oleh soal atau masalah yang harus di pecahkannyan.
b.      Frohn dan kawan-kawanya: berpikir ialah bekerja dengan unsur-unsur yang abstrak dan bergerak ke arh yang ditentukan oleh soal atau masalah yang dihadapi.
c.       Otto Selz dn Willwoll: Selz tanggapan-tanggapan konkrit tidak mempunyai pengaruh sama sekali atau hanya sedikit sekali pengaruhnya dalam proses berpikir.

BAB V
INTELIJENSI
1.    Pengertian Intelijensi
Intelijensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelinjensi ialah kesanggupan untukmenyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Dari batasan yang di kemukakan di atas, dapat kite ketahui bahwa :
(a)    Intelijensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut mempengaruhi intelijensi seseorang).
(b)   Kita hanya dapat mengatahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang tampak. Intelijensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung yaitu melalui “kelakuan intelijensinya”.
(c)    Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejaklahir sajayang penting. Foktor-faktor dan pendidikan pan memang peranan.
(d)   Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
2.    Ciri-Ciri Intelijensi
(a)    Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang bersangkutan.
(b)   Perbuatan intelijensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
(c)    Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagiyang bersangkutan.
(d)   Keterangan pemecahannya  harus dapat diterima oleh masyarakat.
(e)    Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi.
(f)    Perbuatan intelijensi bercirikan kecepatan
(g)   Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi.

3.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelijensi Seseorang
·         Pembawaan
·         Kematangan
·         Pembentukan
·         Minat pembawaan yang khas
·         Kebebasan
Semua faktor tersebut diatasbersangkut paut sama lain. Untuk menentukan intelijensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelejensi seseorang.
4.    Tes Intelijensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut umur(untuk anak-anak umur 3-5tahun) pertanyaan –prtanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah. Seperti:
(a)    Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
(b)   Mengulang dereatan angka-angka
(c)    Memperbandingkan berat timbangan
(d)   Menceritakan isi gambar-gambar
(e)    Menyebutkan nama bermacam-macam warna
(f)    Menyebut nama harga mata uang

5.    Hasil-Hasil Penyelidikan Intelijensi
Dari hasil penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli psikologi, didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan Dan pengajaran.
(a)    Intelenjensi itu bergantung kepada dasar dan keturunann(hereditas).
(b)   Tercapai atau tidaknya batas kecerdasan atau kemampuan pikiran seseorang dipengaruhi pula oleh faktor-faktor dari luar.
(c)    Tiap anak mengalami perkembangan dalam pertumbuhan intelejensinya.
(d)   Mendapatkan sendiri suatu paham yang baru adalah jauh lebih sukar dari pada pemahaman pandapat-pendapat orang lain yang sudah ada. Dengan kata lain, pada umumnya manusia lebih banyak dan mudah menggunakan intelejensi eksekutif(kemempuan mengikuti pikiran orang lain) dari pada intelijensi kreatif atau itelijensi inventifnya.

6.     Bagaimana Hubungan Intelijensi dengan Kehidupan Seseorang
Intelijensi bukanlah satu-satunya faktor yan g menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi factor yang lainnya. Faktor Kesehatan Dan ada tidaknya Kesempatan, tidak dapat kite abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelijensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula.
Watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh Dan turut menentukan. Banyak diantara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelijensi yang cukup tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupan. Ini di bedakan kerena kurang mampu bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat, atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga kurang adanya usaha untuk mencapainya.

BAB VI
MOTIVASI
1.    Pengertian Motivasi
          Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang.
          Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.

2.    Macam-Macam Motivasi
          Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas du sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut ”motivasi intrinsik” Dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”

3.    Prinsip-Prinsip Motivasi
          Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
(a)    Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
(b)   Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi eksrtinsik dalam belajar
(c)    Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada  hukuman
(d)   Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
(e)    Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
(f)    Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

4.    Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
(a)    Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar
(b)   Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan
(c)    Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar
Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan Dan perkembangan anak mempunyai arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak, kesadaran Dan tidak teratur. Oleh karena itu disebut fungsional bagi masyarakat. Pendidikan tensional, artinya pengaruh yang diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa kepada anak, supaya dengan pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan pendidikan.
Segala pengetahuan, Dan kecakapan kite, harus kite arahkan pada suatu tingkatan di mana kite dapat menyadari hubungan kite sebagai manusia dengan Tuhan.

5.      Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Disamping itu, terdapat fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian penerapan tugas sebagai salah satu bentuk untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu
a.       Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
b.      Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
c.       Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
d.      Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
e.       Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif Dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
f.       Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat Dan bijak bisa jadi alat motivasi.

BAB VII
BELAJAR
A. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Belajar
1.    Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak umur 6 bulan otot-otot Dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan Dan kekuarangan tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan ilmu filsafat  kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani Dan rohani telah maang untuk itu.
2.    Kecerdasan
Tadinya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran Dan kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan pun turut memegang peranan.

3.    Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan Dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai Dan makin mendalam. Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya  kepada sesuatu itu Dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.

4.    Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang ilmu tertentu.

5.    Sifat-sifat pribadi seseorang
Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai.

6.    Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya Dan adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana Dan sampai di mana belajar di alami Dan dicapai oleh anak-anak.

7.    Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap Dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru Dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.

8.    Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat Dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah Dan mempercepat balajar anak.

9.    Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya, tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu Dan demi teman-teman sepermainan Dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja Dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.

10.    Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil baik Dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk Dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya.

B. Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia) baik itu ada (hadir)  atau tidak secara langsung hadir, kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang balajar banyak kali mengganggu belajar. Misalnya, satu kelas mengerjakan soal ujian Dan di luar kelas murid sedang bercakap-cakap di samping kelas. Faktor sosial seperti ini pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar Dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi sehingga tidak dapat ditujukan kepada hal-hal yang dipelajari atau aktifitas belajar itu semakin malas.
C. Faktor Fisiologis Dalam Belajar
            Faktor-faktor fisiologis ini masih lagi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Keadaan tonus jasmani pada umumnya
2.      Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama fungsi-fungsi panca indera.

D. Faktor-Faktor Psikologis Dalam Belajar
Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang  untuk belajar  itu adalah sebagai berikut:
(a)    Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas
(b)   Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju
(c)    Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman
(d)   Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
(e)    Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
(f)    Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir daripada belajar. (Frandsen, 1961: 216).


BAB  VIII
PENGERTIAN MINAT SIKAP DAN KEPRIBADIAN

1.    Pengertian Minat
Secara  bahasa  minat  berarti  “kecenderungan  hati  yang  tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai  suatu tanda kematangan Dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau  tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang  atau tidak senang.

2.    Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, Dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa Dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu afektif, kecenderungan perilaku, Dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar sosial dari lingkungannya.
3.    Pengertian Belajar
Belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar  adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Dari pengertian belajar yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa  belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman Dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif). 

A.    Tehnik Membangkitkan Minat Dan Sikap dalam Belajar
1.      Perhatian
2.      Perasaan
3.      Motifasi

B.     Fungsi Minat Dan Sikap dalam belajar
            Fungsi minat Dan sikap bagi kehidupan peserta didik sebagai berikut :
1.      Minat dan sikap mempengaruhi bentuk intensitas (kemauan dan kemampuan) cita-cita
2.      Minat dan sikap sebagai tenaga pendorong yang kuat
3.      Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas (kemauan dan kemampuan)
4.      Minat dan sikap yang terbentuk sejak kecil

C.     Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Minat dan Sikap Belajar
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh  banyak  hal  mempengaruhi  minat dan sikap belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat dan sikap siswa  terhadap mata  pelajaran,  ada  siswa  yang minatnya tinggi  dan  ada  juga  yang  rendah.  Hal  tersebut  akan  sangat  mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran.
Adapun  faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.      Faktor Intern
(a)    Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
(b)   Pengalaman belajar di jenjang pendidikan sebelumnya
2.      Faktor Ekstern
(a)    Metode dan gaya mengajar
(b)   Situasi dan kondisi lingkungan

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Buku:
Setiap buku pastinya memiliki kelebihannya masing-masing seperti pada buku dengan judul “Psikologi Pendidikan” karangan M. Ngalim Purwanto ini memberikan ketertarikan tersendiri bagi yang membacanya karena langsung bersentuhan dengan dunia pendidikan di kehidupan keseharian manusia. Buku ini mengarahkan pembaca untuk memahami secara detail tentang pendidikan dan bagaimana cara mendidik yang baikBuku ini telah menjelaskan dengan jelas bagaimana psikologi sangat dibutuhkan dalam pendidikan, bahkan dalam bidang lain. Berbeda dengan buku “Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru” karangan Dr. Iskandar, M.Pd yang lebih banyak membahas tentang tingkat kecerdasan baik siswa maupun guru. Dalam buku karangan Dr. Iskandar, M.Pd ini juga cukup jelas dimana disajikan juga materi tentang kurikulum, pengembangan dan pemberdayaan sumber belajar, pengelolaan kelas yang berbasis psikologi pendidikan.

3.2 Kelemahan Buku:
Sistematika penulisan pada buku “Psikologi Pendidikan” karangan M. Ngalim Purwanto ini tidak tersusun secara hirarki berdasarkan subpokok bahasan. Sama halnya dengan buku “Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru” karangan Dr. Iskandar, M.pd yang sistematika penulisannya juga tidak semua bab berkaitan antara bab satu dengan bab yang lain, sehingga menimbulkan kekeliruan untuk mengikuti alur pemikiran pengarang
Pada buku “Psikologi Pendidikan” karangan M. Ngalim Purwanto terdapat pengulangan topik pembahasan mengenai belajar sehingga pembaca merasa jenuh karena harus mengulang bacaan topic yang sama.
Lihat Juga!
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Masalah-masalah pendidikan adalah masalah yang berhubungan dengan manusia, baik sebagai kodrat ciptaan Tuhan, maupun sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Pentingnya psikologi dalam dunia pendidikan membuat semua pendidik maupun siswa dituntut untuk mencoba memahami apa itu psikologi pendidikan.

4.2 Saran
Dari buku yang sudah di baca dan diteliti ini, cakupan materi dari buku utama maupun buku pembanding ini sudah cukup mendalam mengenai pendidikan tetapi sebaiknya menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti dan mengurangi penyampaian pembahasan yang kurang berhubungan dengan buku ini, untuk menghindari kejenuhan pada pembaca.

Followers

Copyright © Education Support. Designed by OddThemes and Seotray.com