BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah habis dibicarakan dari sisi keberadaannya, interaksinya dengan sesamanya, kebudayaannya, mau pun keinginannya untuk mengembangkan diri dan kemampuanya. Dalam proses kehidupan manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan wacana keseharian manusia yang tidak akan pernah habis dibahas karena keberadaannya yang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan manusia.
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah habis dibicarakan dari sisi keberadaannya, interaksinya dengan sesamanya, kebudayaannya, mau pun keinginannya untuk mengembangkan diri dan kemampuanya. Dalam proses kehidupan manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan wacana keseharian manusia yang tidak akan pernah habis dibahas karena keberadaannya yang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan manusia.
Di dalam sebuah
buku tentu banyak pelajaran Dan pengetahuan yang dapat kite ambil. Pada
kesempatan ini akan dibahas mengenai buku yang ditulis oleh M. Ngalim Purwanto
yang berjudul “Psikologi Pendidikan” ini membahas mengenai betapa pentingnya
psikologi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan. Selain untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan, buku yang memberikan banyak
informasi mengenai dunia pendidikan ini pastilah memiliki keunggulan Dan juga
kelemahan baik itu pada bagian isi, sistematika penulisan, penyajian, gaya
bahasa, Dan yang lainnya. Hal inilah yang akan menjadi pertimbangan untuk Critical
Book Report ini.
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Untuk menambah
wawasan tentang bagaiman cara menyusun buku yang baik dan benar.
3. Untuk dapat
memahami isi dan mengetahui kelebihan serta kekurangan dari buku tersebut.
4. Untuk dapat
belajar menyimpulkan pesan apa yang ingin disampaikan oleh penulis dari bukunya
yang ditulis.
1.3 Manfaat
1. Menambah
pengetahuan dan wawasan baru yang diperoleh dari buku tersebut
2. Meningkatkan
ketertarikan untuk membaca dan menelaah sebuah buku
3. Mengetahui cara mengkritik
buku yang baik Dan benar
Baca Juga Postingan Lain Dari Blog Ini !!
Kumpulan Critical Book Report [Tersedia >50 Jenis CBR]
Critical Journal Report [Tersedia > 40 Jenis]
Contoh Laporan Mini Riset [Tersedia >25 Jenis]
Kumpulan Makalah Berbagai Jenis Tema [Tersedia >100 Jenis]
BAB II
2.1
Identitas Buku
Judul
Buku
: Psikologi Pendidikan
Pengarang
: M. Ngalim Purwanto
Penerbit
: Rosdakarya
Tahun
Terbit
: 1996
Kota
: Bandung
Tebal
Buku
: xiii, 169 hlm:24 cm
Pengarang
: Dr. Iskandar, M.Pd
Penerbit
: Gaung Persada Press
Tahun
Terbit
: 2009
Tebal
Buku
: xii, 252 hlm:24 cm
2.2
Ringkasan Isi Buku
BAB I
1. Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya psikologi sering di terjemahkan menjadi ilmu jiwa.
Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, Dan logos yang
berarti ilmu. Sebenarnya hal tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari
pandangan dualiame manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua
bagian jasmani Dan rohani.
Dengan singkat dapat kite katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala
kegiatan, tindakan perbuatan manusia yang terlihat maupun yang tidak
terlihat,yang disadari maupun tidak disadarinya.
2. Obyek Psikologi dan
Macam-Macamnya
a. Obyek
Material
Yakni yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun
obyek material dari psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek
psikologi juga bagian obyek bagi ilmu-ilmu yang lain.
b. Obyek Formal
Obyek formal psikogi menurut perubahan zaman dan
dan pandangan para ahli masing-masing. Pada zaman yunani sampai dengan abad
pertengahanyang menjadi obyek formalnya ialah hakekat jiwa. Kemudian
pada masa Descartes obyek psikologi itu ialah gejala-gejala kesadaran.
Secara sistamatis macam-macam psikologi itu dapat kite susun sebagai berikut:
1) Psikologi matafisika, yang menyelidiki
hakekat jiwa seperti yang di lakukan oleh plato dan aristoteles.
2) Psikologi empiris, yang menyelidiki
gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan pengamatan
(observasi).
Psikologi empiri dapat dibagi lagi dengan dua bagian antara lain:
- Psikologi umum, yang menyelidiki /mempelajari
gejala-gejala kejiwaan manusia pada umumnya.
- Psikologi khusus, yang menyelidiki
gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan
pandangan serta tujuaannya.
c. Hubungan Psikologi dengan
Ilmu-Ilmu Lainnya
· Psikologi
dan Antropologi
Secara etimologis, antropologi berarti tentang
manusia, antropologi sebagai ilmu yang masih muda yang mempunyai perhatian
terhadap semua cabang pengatahuan yang berhubungan dengan manusia.
· Psikologi
dan Sosiologi
Para ahli psikologi terutama memusatkan perhatian
kepada tingkah laku kelompok. Ia mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok
terhadap individu-individu yang termasuk kedalam kelompok itu.masalah-masalah
yang diselidiki oleh sosiologi antara lain masalah-masalah kejahatan,
kenakalan/kejahatan anak-anak, perceraian/talak, perkembangan atau perubahan
sifat-sifat keluarga dan sebagainya.
· Psikologi
dan Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari
fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh manusia dan berbagai sistem
peredaran serta mempelajari bagaimana organ-organ dan sistem-sistem peredaran
itu bisa berinteraksi satu sama lain.
d. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
1. Sampai sejauh
mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh terhadap
belajar
2. Sifat-sifat dari
proses belajar
3. Hubungan dengan tingkat kematangan dengan
kesiapan belajar
4. Signifikansi pendidikan terhadap
perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar
5. Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes)
yang terjdi selama dalam belajar
6. Hubungan antara
prosedur-prosedur dengan hasil belajar
7. Teknik-teknik
yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar
8. Pengaruh atau
akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman belajar
yang insidental dan informal terhadap individu.
9. Nilai atau
manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah
10. Akibat psikologis yang di timbulakn oleh
kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para sisiwa
BAB II
PEMBAWAAN,
KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan
ini tidaklah mudah dengan demikian memerlukan penjelasan Dan uraian yang tidak
sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli berusaha mencari jawaban atas
pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada
lingkungan.
Dalam usaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di kemukakan beberapa pendapat:
(a) Aliran Nativisme
Aliran ini
berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada
waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut
nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
(b) Aliran Empirisme
Mereka
berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama
sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan Dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama
optimisme pedagogis.
(c) Hukum Konvergensi
Hukum ini
berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia
berpendapat bahwa pembawaan Dan lingkungan kedua-daunya menentukan
perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri
masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konvergensi ini lebih
menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
2. Pembawaan Dan Keturunan
a. Keturunan
Banyak para ahli
yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan
keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan
memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan
penyelidikan tersebut.
b. Pembawaan
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan
(potensi) yang dapat suatu individu dan yang selama masa perkembangannya
benar-benar dapat diwajutkan (direalisasikan)
Hanya dengan memperhatikan
prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan tingkah laku sesuatu
individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang
tentu ada pada individu itu.
3. Beberapa Macam Pembawaan dan
Pengaruh Keturunan
Beberapa macam pembawaan, antara lain:
· Pembawaan
Jenis
· Pembawaan
Ras
· Pembawaan
Jenis Kelamin
· Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih
ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
· Konstitusi tubuh
· Cara bekerja alat-alat indra
· Sifat-sifat
ingat dan kesanggupan belajar
· Tipe-tipe perhatian
· Cara-cara
berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
· Tempo dan ritme perkembangan
4. Lingkungan
-
Macam-macam lingkungan
(a) Lingkungan alam/luar (external or physical
enveronment)
(b) Lingkungan dalam (internal
enveronment)
(c) Lingkungan sosial atau
masyarakat (social envorment)
-
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan
Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan denga lingkungan dapat di
bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :
(a) Individu bertentangan dengan
lingkunganya
(b) Individu menggunakan lingkungannya
(c) Individu beerpatisipasi dengan
lingkungannya
(d) Individu menyusaikan diri dengan
lingkungannya
BAB III
MENGAPA
MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR
1. Tenaga-Tenaga Pendorong Pada
Manusia
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar
itu agar dapat berlangsung Dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong
manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu
(driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju
yang memaksa Dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang
berupa denda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Dorongan
nafsu yang mempertahankan diri
Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri
agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman Dan sebagainya.
b. Dorongan nafsu
yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau, melatih Dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju Dan
semakin tinggi.
c. Dorongan
nafsu mempertahankan jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar
jenisnya atau keturanannya tatap berkembang Dan hidup.
2. Daya-Daya/Alat-Alat Interaksi
Manusia Dengan Dunia Luar
a. Pengamatan
Suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar dengan menggunakan alat
indra seperti : melihat, mendengar, mencium, meraba sesuatu Dan sebagainya.
Pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman Dan pengatahuan seseorang.
b.Ingatan
Kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa
tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-sewaktu dikeluarkan
lagi. Daya untuk menyimpan Dan mengeluarkan kesa-kesan itu disebut daya
ingatan.
c. Fantasi
Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru
dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
d. Perasaan
Persaan adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman Dan
daya psikis yang lain.
BAB IV
BERFIKIR
1. Pengertian
Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan
yang terarah kepada satu tujuan. Kita
berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki.
2. Bahasa
Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama Dan merupakan ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa,
hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki manusia.
Bahasa hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari Dan di
ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari Dan di
ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir. Karena
erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan dalam
bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan
berfikir itu adalah “ berbicara batin”.
3. Pendapat
Beberapa Aliran Psikologi Tentang Berfikir
( a) Psikologi Asosiasi, berpebdapat
bahwa dalam aam kejiwaan yang penting ialah terjadinya, tersimpannya dan
bekerjanya tanggapan-taggapan. Keaktifan pribadi manusia itu sendiri
diabaikan karma menurut pendapat inilah yang kemudian menimbulkan pendidikan
dan pengajaran yang bersifat Intelektualistis dan Verbalistis.
(b) Aliran Behaviorisme, berpendapat
bahwa berfikar adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan oleh urat sharaf
dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan buah pikiran. Jadi
menurut behaviorisme berpikir adalah tidak lain adalah berbicara
(c) Psikologi Gestalt,
memandang psikolodi gestalt berpendapat bahwa proses berpikir seperti proses
gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu kebetulan psikologi gestalt itu
memandang berpikir merupakan ke aktifan psikis yang abstrak, yang prosesnya
tidak kita amati dengan alat indra kita.
4. Beberapa Macam Berfikir
(a) Berpikir induktif, ialah
suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum. Orang
mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena.
Contoh: seseorang ahli psikologi mengadakan
pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B
juga begitu dan seterusnya.
(b) Berpikir deduktif: ialah prosesnya
berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak
dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan
sudah bersifat umum.
Contoh: 1. manusia semua akan mati(kesimpulan
umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)jamilah akan mati(kesimpulan
deduksi).
(c) Berpikir analogis: ialah
berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena –fenomena yang
biasa atau yang pernah di alami.
Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di
atas kota bogor keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat
di sore hari.
5. Hasil-Hasil Penyelidikan
Berfikir
a. Oswald kulpe: mendapatakan kesimpulan
sebagai berikut:
· Bahwa di dalam diri manusia terdapat
adanya gejala-gejala psikis yang tidak dapat digunakan.
· Bahwa pada waktu berpikir aku atau pribadi
orang itu memang peranan yang penting.
· Bahwa berpikir itu mempunyai arah tujuan
yang tertentu(determine rende tendens). Arah tujuan berpikir itu di tentukan
atau dipengaruhi oleh soal atau masalah yang harus di pecahkannyan.
b. Frohn dan kawan-kawanya: berpikir ialah
bekerja dengan unsur-unsur yang abstrak dan bergerak ke arh yang ditentukan
oleh soal atau masalah yang dihadapi.
c. Otto Selz dn Willwoll: Selz
tanggapan-tanggapan konkrit tidak mempunyai pengaruh sama sekali atau hanya
sedikit sekali pengaruhnya dalam proses berpikir.
BAB V
INTELIJENSI
1. Pengertian Intelijensi
Intelijensi
ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat
seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern
mengemukakan batasan sebagai berikut: intelinjensi ialah kesanggupan
untukmenyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat yang
berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Dari batasan
yang di kemukakan di atas, dapat kite ketahui bahwa :
(a) Intelijensi itu ialah faktor
total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan,
fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut mempengaruhi
intelijensi seseorang).
(b) Kita hanya dapat mengatahui
intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang tampak. Intelijensi hanya
dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung yaitu melalui “kelakuan
intelijensinya”.
(c) Bagi suatu perbuatan
intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejaklahir sajayang penting.
Foktor-faktor dan pendidikan pan memang peranan.
(d) Bahwa manusia itu dalam
kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat
memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
2. Ciri-Ciri Intelijensi
(a) Masalah yang dihadapi banyak
sedikitnya merupakan masalah yang baru yang bersangkutan.
(b) Perbuatan intelijensi sifatnya
serasi tujuan dan ekonomis.
(c) Masalah yang dihadapi, harus
mengandung tingkat kesulitan bagiyang bersangkutan.
(d) Keterangan pemecahannya
harus dapat diterima oleh masyarakat.
(e) Dalam berbua tintelijensi
sering kali menggunakan daya mengabstraksi.
(f) Perbuatan intelijensi
bercirikan kecepatan
(g) Membutuhkan pemusatan perhatian
dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang
sedang di hadapi.
3. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Intelijensi Seseorang
· Pembawaan
· Kematangan
· Pembentukan
· Minat pembawaan yang khas
· Kebebasan
Semua faktor tersebut diatasbersangkut paut sama
lain. Untuk menentukan intelijensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat
hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi
adalah faktor total keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
intelejensi seseorang.
4. Tes Intelijensi
Tes biner simon
terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut
umur(untuk anak-anak umur 3-5tahun) pertanyaan –prtanyaan itu sengaja dibuat
mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah.
Seperti:
(a) Mengulang kalimat-kalimat
yang pendek atau panjang
(b) Mengulang dereatan angka-angka
(c) Memperbandingkan berat
timbangan
(d) Menceritakan isi gambar-gambar
(e) Menyebutkan nama
bermacam-macam warna
(f) Menyebut nama harga mata
uang
5. Hasil-Hasil Penyelidikan
Intelijensi
Dari hasil
penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli psikologi, didapat
beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan Dan pengajaran.
(a) Intelenjensi itu bergantung
kepada dasar dan keturunann(hereditas).
(b) Tercapai atau tidaknya batas
kecerdasan atau kemampuan pikiran seseorang dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
dari luar.
(c) Tiap anak mengalami
perkembangan dalam pertumbuhan intelejensinya.
(d) Mendapatkan sendiri suatu paham
yang baru adalah jauh lebih sukar dari pada pemahaman pandapat-pendapat orang
lain yang sudah ada. Dengan kata lain, pada umumnya manusia lebih banyak dan
mudah menggunakan intelejensi eksekutif(kemempuan mengikuti pikiran orang lain)
dari pada intelijensi kreatif atau itelijensi inventifnya.
6.
Bagaimana Hubungan Intelijensi dengan Kehidupan Seseorang
Intelijensi
bukanlah satu-satunya faktor yan g menentukan sukses tidaknya kehidupan
seseorang. Banyak lagi factor yang lainnya. Faktor Kesehatan Dan ada
tidaknya Kesempatan, tidak dapat kite abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja
meskipun intelijensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya
dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika ada kesempatan
mengembangkan dirinya dapat gagal pula.
Watak (pribadi)
seseorang sangat berpengaruh Dan turut menentukan. Banyak diantara orang-orang
yang sebenarnya memiliki intelijensi yang cukup tinggi, tetapi tidak mendapat
kemajuan dalam kehidupan. Ini di bedakan kerena kurang mampu bergaul dengan
orang-orang lain dalam masyarakat, atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi,
sehingga kurang adanya usaha untuk mencapainya.
BAB VI
MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman
dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan
dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata
motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
2. Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas du sudut pandang,
yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di
sebut ”motivasi intrinsik” Dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang
disebut ”motivasi ekstrinsik”
3. Prinsip-Prinsip Motivasi
Motivasi mempunyai peranan yang
strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar
tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar
peranan lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
(a) Motivasi sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas belajar
(b) Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi
eksrtinsik dalam belajar
(c) Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada
hukuman
(d) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar
(e) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
(f) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
(a) Mendorong timbulnya
kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar
(b) Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan
yang diinginkan
(c) Motivasi berfungsi
sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu perbuatan
Unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi dalam belajar
Pengaruh alam
sekitar bagi pertumbuhan Dan perkembangan anak mempunyai arti yang penting.
Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak, kesadaran Dan tidak teratur.
Oleh karena itu disebut fungsional bagi masyarakat. Pendidikan tensional,
artinya pengaruh yang diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa kepada anak,
supaya dengan pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan pendidikan.
Segala
pengetahuan, Dan kecakapan kite, harus kite arahkan pada suatu tingkatan di
mana kite dapat menyadari hubungan kite sebagai manusia dengan Tuhan.
5. Bentuk-Bentuk
Motivasi Dalam Belajar
Disamping itu, terdapat fungsi-fungsi lain seperti
mendorong usaha dan pencapaian penerapan tugas sebagai salah satu bentuk untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa. Dibutuhkan kehandalan guru sebagai
penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan
tugas-tugas yang diberikan yaitu
a. Memberi
angka.
Angka dalam hal
ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang
utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu
bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
b. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
c. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
sisiwa.
d. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan
harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
e. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif Dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
f. Hukuman
Hukuman sebagai
reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat Dan bijak bisa
jadi alat motivasi.
BAB VII
BELAJAR
A. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Belajar
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat
melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak umur 6
bulan otot-otot Dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan Dan kekuarangan
tenaganya. Bukan ada keseimbangan
yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum ada. Begitu juga mengajarkan
ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan ilmu
filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima
pelajaran itu mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan
pribadi telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani Dan rohani telah
maang untuk itu.
2. Kecerdasan
Tadinya
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh
kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran Dan
kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak
semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan pun
turut memegang peranan.
3. Latihan dan ulangan
Latihan dalah
kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan Dan pengetahuan yang
dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai Dan makin mendalam. Sehingga sering
kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu
itu Dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
4. Motivasi
Motivasi
merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi
intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang
ilmu tertentu.
5. Sifat-sifat pribadi seseorang
Tiap-tiap orang
mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang
dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit
banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga
yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya Dan adapula yang biasa-biasa
saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana
Dan sampai di mana belajar di alami Dan dicapai oleh anak-anak.
7. Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap Dan
kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru Dan cara
guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
8. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang
cukup memiliki alat-alat Dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar
ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu akan mempermudah Dan mempercepat balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar
itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi sosial
dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya,
tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu Dan demi
teman-teman sepermainan Dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini
diterima anak tidak dengan sengaja Dan mungkin tidak dengan sadar atau
tiba-tiba.
10. Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak
dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang
terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang
tidak dapat belajar dengan hasil baik Dan tidak dapat mempertinggi belajarnya
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap
hari, pengaruh lingkungan yang buruk Dan negatif serta faktor-faktor lain
terjadi di luar kemampuannya.
B. Faktor
Sosial
Yang dimaksud
dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia) baik
itu ada (hadir) atau tidak secara langsung hadir, kehadiran orang atau
orang-orang lain pada waktu seseorang balajar banyak kali mengganggu belajar.
Misalnya, satu kelas mengerjakan soal ujian Dan di luar kelas murid sedang
bercakap-cakap di samping kelas. Faktor sosial seperti ini pada umumnya
bersifat mengganggu proses belajar Dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya
faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi sehingga tidak dapat ditujukan
kepada hal-hal yang dipelajari atau aktifitas belajar itu semakin malas.
C. Faktor
Fisiologis Dalam Belajar
Faktor-faktor fisiologis ini masih lagi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu,
terutama fungsi-fungsi panca indera.
D. Faktor-Faktor Psikologis Dalam Belajar
Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang
mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
(a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin
menyelidiki dunia yang luas
(b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia
dan keinginan untuk selalu maju
(c) Adanya keinginan untuk
mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman
(d) Adanya keinginan untuk memperbaiki
kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan
kompetisi
(e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran.
(f) Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir daripada
belajar. (Frandsen, 1961:
216).
BAB VIII
PENGERTIAN
MINAT SIKAP DAN KEPRIBADIAN
1. Pengertian Minat
Secara
bahasa minat berarti “kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan Dan kesiapan
seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat
subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat
disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya
dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik,
senang atau tidak senang.
2. Pengertian Sikap
Sikap adalah
cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, Dan
perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa Dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul
dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu
afektif, kecenderungan perilaku, Dan kognisi. Respon afektif adalah respon
fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan
perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif
adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu
berperilaku dari hasil belajar sosial dari lingkungannya.
3. Pengertian Belajar
Belajar adalah
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar
adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Dari pengertian
belajar yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman Dan latihan.
Perubahan tingkah laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif),
keterampilannya (psikomotor), maupun sikapnya (afektif).
A.
Tehnik Membangkitkan Minat Dan Sikap dalam Belajar
1.
Perhatian
2. Perasaan
3. Motifasi
B. Fungsi Minat Dan
Sikap dalam belajar
Fungsi minat Dan sikap bagi
kehidupan peserta didik sebagai berikut :
1.
Minat dan sikap mempengaruhi bentuk intensitas (kemauan dan kemampuan)
cita-cita
2.
Minat dan sikap sebagai tenaga pendorong yang kuat
3.
Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas (kemauan dan kemampuan)
4. Minat dan
sikap yang terbentuk sejak kecil
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat dan Sikap Belajar
Minat belajar
tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh
banyak hal mempengaruhi minat dan sikap belajar, sehingga ia
dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga
halnya dengan minat dan sikap siswa terhadap mata pelajaran,
ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga
yang rendah. Hal tersebut akan sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor
Intern
(a)
Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
(b) Pengalaman belajar di
jenjang pendidikan sebelumnya
2. Faktor
Ekstern
(a) Metode dan gaya
mengajar
(b) Situasi dan kondisi
lingkungan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Kelebihan Buku:
Setiap buku
pastinya memiliki kelebihannya masing-masing seperti pada buku dengan judul “Psikologi Pendidikan” karangan M. Ngalim Purwanto
ini memberikan ketertarikan
tersendiri bagi yang membacanya
karena langsung bersentuhan dengan dunia pendidikan di kehidupan keseharian manusia. Buku ini
mengarahkan pembaca untuk memahami secara detail tentang pendidikan dan
bagaimana cara mendidik yang baik. Buku
ini telah menjelaskan dengan jelas bagaimana psikologi sangat dibutuhkan dalam
pendidikan, bahkan dalam bidang lain. Berbeda dengan buku “Psikologi Pendidikan
Sebuah Orientasi Baru” karangan Dr. Iskandar, M.Pd yang lebih banyak membahas
tentang tingkat kecerdasan baik siswa maupun guru. Dalam buku karangan Dr.
Iskandar, M.Pd ini juga cukup jelas dimana disajikan juga materi tentang
kurikulum, pengembangan dan pemberdayaan sumber belajar, pengelolaan kelas yang
berbasis psikologi pendidikan.
3.2
Kelemahan Buku:
Sistematika penulisan pada buku “Psikologi Pendidikan” karangan M. Ngalim
Purwanto ini tidak tersusun secara
hirarki berdasarkan subpokok bahasan. Sama halnya dengan buku “Psikologi
Pendidikan Sebuah Orientasi Baru” karangan Dr. Iskandar, M.pd yang sistematika
penulisannya juga tidak semua bab berkaitan antara bab satu dengan bab yang
lain, sehingga menimbulkan
kekeliruan untuk mengikuti alur pemikiran pengarang
Pada buku “Psikologi Pendidikan” karangan M. Ngalim Purwanto
terdapat pengulangan topik pembahasan mengenai belajar sehingga pembaca merasa
jenuh karena harus mengulang bacaan topic yang sama.
Lihat Juga!
Lihat Juga!
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Masalah-masalah pendidikan adalah masalah yang berhubungan dengan manusia, baik
sebagai kodrat ciptaan Tuhan, maupun sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.
Pentingnya psikologi dalam dunia pendidikan membuat semua pendidik maupun siswa
dituntut untuk mencoba memahami apa itu psikologi pendidikan.
4.2
Saran
Dari buku yang
sudah di baca dan diteliti ini, cakupan materi dari buku utama maupun buku
pembanding ini sudah cukup mendalam mengenai pendidikan tetapi sebaiknya
menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti dan mengurangi penyampaian
pembahasan yang kurang berhubungan dengan buku ini, untuk menghindari kejenuhan
pada pembaca.