BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. (UU Sistem Pendidikan
Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Berdasarkan tujuan pendidikan
nasional, salah satu upaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu lulusan
siswanya adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap siswa. Aspek
kepribadian ini merupakan nilai-nilai dasar yang berhubungan dengan sikap dan
perilaku. Untuk mencapai dan memiliki kepribadian yang mantap, diperlukan
kepribadian siswa yang disiplin, giat, gigh, dan tekun.
Dalam perkembangan psikologi
peserta didik, banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan baik meluputi factor
internal maupun factor eksternal yang terdapat didalam peserta didik tersebut.
Baik secara pertumbuhan fisik, perkembangan
intelek, social dan bahasa,
afektif, perkembangan kehidupan pribadi, pendidikan dan kehidupan
keluarga serta penyesuaian diri dengan lingkungannya.
B. TUJUAN
1. Memenuhi tugas individu yang
diberikan dosen pengampuh mata kuliah
2. Agar mengetahui perkembangan
psikologi anak dalam pendidikan
3. Agar mengetahui pentingnya
pemahaman psikologi anak sebelum proses belajar mengajar
4. Agar mengetahui potensi –
potensi belajar anak
5. Agar mengetahui bagaimana
meningkatkan motivasi bekajar anak
C. MANFAAT
Manfaat dari psikologi
pendidikan agar para calon guru lebih mengetahui cara atau langkah – langkah
dalam memahami perkembangan dari pesertaa didik baik secara fisik, emosi,
intelektual, maupun psikomotoriknya. Sehingga kegiatan pendidikan terlaksana
dengan baik sesuai dengan cara – cara yang tepat dalam menyikapi perkembangan
dari peserta didik. Agar terciptanya keselarasan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Baca Juga Postingan Lain Dari Blog Ini !!
Kumpulan Critical Book Report [Tersedia >50 Jenis CBR]
Critical Journal Report [Tersedia > 40 Jenis]
Contoh Laporan Mini Riset [Tersedia >25 Jenis]
Kumpulan Makalah Berbagai Jenis Tema [Tersedia >100 Jenis]
BAB II
REVIEW BUKU
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Sofyan S. Willis
Penerbit : CV. Alfabeta
ISBN : 978-602-9328-71-4
Tahun Terbit : 2013
Didalam buku ini terdapat enam (6) bab yang membahas mengenai psikologi
pendidikan. Apabila nantinya ada sebuah kesalahan dalam penulisan maupun bahasa
yang kurang baik saya selaku pereview meminta maaf.
BAB I PENDAHULUAN
1. Pemahaman
tentang Psikologi Pendidikan
Didalam buku ini akan diungkap beberapa hal seperti:
1. Pemahaman tentang tujuan
psikologi pendidikan.
2. Materi mengajar.
3. Proses belajar mengajar.
4. Diskusi tentang fungsi guru.
5. Tanggung jawab dalam membimbing
murid (guidance and counselling).
a. Hakikat
Belajar pada Anak
Setiap individu mengembangkan
perilaku sebagai hasil belajarnya dan penyesuaian diri yang terjadi dalam
kehidupan sehari hari ditumah, sekolah, dan masyarakat.
Belajar yang sebenarnya mulai
pada periode lima tahun pertama, hingga tiap periode perkembangan sampai
dewasa. Walaupun anak belajar disekolah, tetapi dia juga belajar dari
pengalaman hidup, seperti bermain dengan teman sebaya, membantu ibu dirumah,
membantu ayah di kebun, membantuu kakak berjualan di took,dan sebagainya. Semua
pengalaman itu mengembangkan dan memperluas wawasannya hingga ia menjadi
manusia sebenarnya yaitu dewasa.
Pengalaman anak di TK dan
diluar TK juga pengalaman di luar sekolah memberikan keterampilan anak di
bidang motoric, bahasan dan perkembangan otak, memyebabkan anak siap untuk
bersekolah di sekolah dasar dan untuk periode sekolah selanjutnya.
b. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan disebut sebagai
proses dan hasil. Pengertian pendidikan (education) adalah melayani manusia
dalam hubungannya dengan manusia lain secara terus menerus dalam kehidupannya
yang efektif (crow and crow, 1948: 3). Pendidikan secara umum adalah proses
pendewasaan individu melalui pengalaman hidup.
Melalui pendidikan manusia
distimulasi untuk berpikir, menghargai dan berbuat. Untuk berpikir dan berbuat
serta menghargai yang berkualitas, maka manusia dituntut untuk mendapatkan
pendidikan yang tinggi. Makin tinggi pendidikan makin baik aktivitasnya.
Orang – orang berpendidikan
tidak saja hanya kaya dalam ilmu pengetahuannya saja, akan tetapi juga sikap,
kominikasi, keterampilan dan ide – ide yang jauh lebih baik. Yang paling
menyolok dinegara maju seperti amerika serikat, membangun ilmu pengetahuan
(science) diprakarsai oleh ahli pendidikan sejak SD hingga SMA dengan
mengorganisasikan dewan science untuk seluruh amerika serikat.
Diindonesia, terutama sekolah
– sekolah unggulan, matematika memang menjadi pelajaran utama, akan tetapi
psikologi siswa kurang mendapat perhatian. Sehingga sering siswa salah jurusan,
bermasalah, menimbulkan konflik pribadi antara siswa dengan orang tua, karena
orang tua terlalu memaksakan siswa tersebut untuk memasuki jurusan – jurusan
tertentu yang sebetulnya tidak diminati. Masalah ini dapat diatasi dengan
program bimbingan dan konseling yang berdasarkan psikologi.
c. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Perkembangan bimbingan dan
konseling tidak terlepas dari negaranya asaalnya yaitu amerika serikat.
Bimbingan dan konseling masuk ke Indonesia sekitar tahun 60an.
Pengertian BK disekolah sekolah belum begitu dipahami oleh guru – guru
dan kepala sekolah bahkan dikalangan atas. Masih ada yang belum memahami
sepenuhnya bahwa BK adalah komponen penting di sekolah.
Pendidikan Formal, Nonformal, dan Informal
Pendidikan formal adalah
pendidikan yang didapat di sekolah ditempat yang menyelenggarakan pendidikan
yang secara formal. Pendidikan nonformal
misal siswa yang tidak melanjutkan pendidikannya setamat SMP atau SMA sehingga
mendapatkan pendidikan dari lingkungan kerja, fasilitas seperti itu yang dinamakan pendidikan nonformal.
Pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat dari keluarga dan
masyarakat.
d. Pengertian
Psikologi
Psikologi dapat diartikan
secara umum sebagai ilmu yang mencari penjelasan dan keterangan tentang
pengalaman dan prilaku organisme terutama manusia. Melalui psikologi, struktur
dari binatang dan manusia dipelajari, diorganisasi, dan ditafsirkan.
Psikologi erat dengan manusia yang berhubungan dengan berpikir, perasaan
dan perbuatan sebagai hasil dari faaktor bawaan dan yang dipelajari dari
lingkungan atau sebagai reaksi terhadap lingkungan itu yang dinamakan
penyesuaian diri.
(1) Factor pembawaan adalah segala
factor yang menentukan perkembangan yang dibawa sejak lahir.
(2) Factor lingkungan sangat besar
manfaatnya dalam mengembangkan factor bawaan
Psikologi berasal dari bahasa
yunani, yaitu “psyche” artinya jiwa, ‘logos’ artinya ilmu. Psikologi artinya
ilmu jiwa. Sedangkan menurut pengertian modern mengenal psikologi yaitu ilmu
yang mempelajari perilaku manusia atau binatang. Didalam psikologi yang
dipelajari adalah perilaku individu diberbagai lingkungan.
(3) Factor individu ada yang
terlihat dan ada juga yang tak terlihat. Perilaku yang tampak misalnya
berjalan, berbicara dan sebagainya. Perilaku yang tak terlihat misalnya
berpikir, kata hati, mimpi dan sebagainya.
Dengan kata lain, psikologi adalah manifestasi hayati, atau segala bentuk
yang menandai bahwa manusia itu hidup. Beberapa perilaku individu adalah
sebangai berikut :
1) Perilsku motoric
2) Perilaku kognitif
3) Perilaku afektif
4) Perilaku konatif
5) Perilaku yang tak disadari
6) Selain psikologi umum ada pula
psikologi khusus. Yaitu psikologi yang mempelajari secara khusus tentang
perilaku – perilaku manusia. Macam – macam
psikologi khusus yang lain adalah:
a) Psikologi perkembangan,
b) Psikologi sosial,
c) Psikologi abnormal,
d) Psikologi komparatif,
e) Psikologi diferensial,
f) Perbedaan kepribadian adalah
perbedaan yang terjadi antara kepribadian seseorang dengan orang lain.
g) Psikologi industry adalah jenis
psikologi yang mempelajari perilaku orang yang hidup atau bekerja di industry.
2. Pengertian Psikologi Pendidikan
Pengertian psikologi
pendidikan (educational psychology) secara luas dapat diterangkan sebagai ilmu
psikologi yang menjelaskan dan menerangkan pengalaman belajar dari individu –
individu sebagaimana kemajuannya ke dalam kemajuan pendidikan yang didalaminya
dari sejak lahir hingga umur tua.
Psikologi pendidikan
merupakan ilmu yang relative masih muda, yang menggambarkan pentingnya bidang
psikologi bagi duniapendidikan dan mata – mata pelajaran (subject matter) cepat
dapat mengembangkan materi dari subject matter itu.
Bidang – bidang yang dikenaai
oleh psikologi pendidikan adalah secara langsung yaitu perkembangan fisik dan
mental, serta perkembangan emosional, perbedaan individu, hakikat dan hukum
belajar, pengajaran yang menarik hati murid – murid, evaluasi hasil belajar,
dan pelaksanaan kesehatan mental (mental hygiene) didalam proses belajar, serta
melaksaanakan bimbingan dan konseling didalam proses belajar.
Psikologi pendidikan membantu
guru – guru untuk memahami murid – murid dalam proses belajar. Awalnya
psikologi pendidkan dikembangkan dengan adanya penelitian terhadap perilaku
binatang yang dikembangkan oleh Edward L. Thorndike, yang memberi istilah trial
and error. Dia menilai bahwa apa yang dikembangkannya terhadaap hewan dengan
teknik eksperimen, telah melahirkan suatu proses belajar yaitu adanya perbedaan
individu paada proses belajar.
Disamping itu kita dapat
memahami pengertian factor – factor perilaku individu dalam proses pendidikan.
Seorang manusia normal lahir membawa struktur fisik dan potensi – potensi
fungsi psikologis yang dapat dikembangkan dan membantu proses belajar.
BAB II PERKEMBANGAN ANAK
1. Perkembangan
Dilandasi Nilai – Nilai
Pendidikan adalah upaya untuk
mengembangkan potensi anak atau peserta didik kearah pencapaian kedewasaan.
Kedewasaan berarti mandiri, bertanggung jawab dan perkembangnya potensi menjadi
orang yang kreatif, produktif, inovatif, dan dilandasi nilai – nilai rohaniah,
jasmaniah, intelektual, sosial dan emosional.
2. Sejarah Psikologi Perkembangan
Undang – undang Indonesia
telah mengatur mengenai pendidikan yaiitu dalam UU No.2 tahun 1989 tentang
pendidikan nasional BAB II pasal 4. Dari UU tersebut dapat diuraikan berbagai
hal, tentang manusia Indonesia seutuhnya :
a. Beriman dan bertaqwa dan berbudi pekerti
luhur
b. Memiliki pengetahuan dan
keterampilan
c. Kesehatan jasmani dan rohani
d. Kepribadian yang mantap dan
mandiri
e. Bertanggung jawab kepada
masyarakat dan kebangsaan
3. Potensi Anak
Anak dipandang oleh islam
memiliki potensi yang sering disebut fitrah yang sifatnya suci. Fitrah ini
harus dikembangkan sebaik – baiknya dikeluarga, sekolah, madrasah, dan
masyarakat. Jika keluarga tidak baik dan sekolah mengabaikan anak, maka potensi
anak yang suci tadi menjadi tercela dan anak tidak menjadi manusia yang baik
(insan kamil).
Karena upaya pendidikan
seyogyanya diberikan sedini mungkin terutama pendidikan agama.
4. Pendidikan Anak
Upaya yang amat penting dalam
pendidikan anak adalah pada masa kanak – kanak berkisar usia 2 – 5 tahun. Jauh
sebelum adanya upaya – upaya ilmiah terhadap pemahaman perkembanagan anak,
sudah ada keyakinan – keyakinan tradisional tentang anak yang dianut oleh orang
tua dan guru – guru. Ada dua keyakinan tradisional yang berkembang sejak
dahulu.
a. Anak adalah orang dewasa ukuran
kecil
Menurut pendapat mereka yang
hidup pada masa lalu, anak adalah manusia dewasa dalam ukuran kecil. Karena itu
wajar diabaikan pendidikan yang menunjang perkembangan anak, seperti yang
terjadi saat ini. Budaya orang dewasa merupakan budaya anak pula. Perlakuan
terhadap anak dama dengan perlakuan orang dewasa.
Perlakuan orang dewasa pada
anak masa kini sering terlihat primitive atau kuno, karena anak disuruh oleh
orang tuanya bekerja bahkan di negara – negara amerika latin sering terjadi
wanita pelacur adalah anak – anak.
b. Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
memiliki beberapa karakteristik ilmiah yaitu: ada tujuan, memiliki objek
ilmiah, memiliki metode ilmiah, dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Beberapa pelopor yang telah mengadakan studi ilmiah terhadap anak adalah :
1) Johan Amos Comenius (Slavic
reformer education) abad ke-17
2) Pestalozzi (1774)
3) Millicent shinn (1900)
4) G. Stanley hall daric lark
university (1891)
5) Maria Montessori (1870 – 1952)
6) Fredrick Froebel (1782 – 1852)
5. Pendidikan islam
Islam telah lama mengembangkan teori pendidikan
anak berdasarkan pandangan: (1) kehidupan anak adalah suatu tahapan dalam
perkembangan manusia. (2) anak adalah amanah yang dititipkan kepada orang
tuanya.
Anak dipandang sebagai subjek
yang harus diberikan lingkungan beragama sejak dini dikeluarga, kemudian
dilanjutkan disekolah dan masyarakat. Artinya mendidik anak dalam islam adalah
membuat system kehidupan yang islami sebagai lingkungan yang dapat menumbuhkan
anak menjadi anak yang saleh.
6. Tujuan mempelajari psikologi
perkembangan
Kegunaan psikologi
perkembangan adlah teramat penting, 1) untuk mengetahui seluk beluk perilaku
anak dalam berinteraksi dengan temannya, orang lain dan keluarganya, 2)
memudahkan penggunaan metode pendidikan terhadap anak. 3) memudahkan perilaku
anak dan remaja yang sedang dalam proses perkembangan.
Metode psikologi perkembangan
Metode adalah cara – cara untuk
memudahkan memahami suatu situasi atau perilaku yang sedang diselidiki. Metode
dalam pendidikan termasuk dalam ilmu didaktik mengandung unsur : (1) tujuan
pengajaran; (2) bahan pelajaran; (3) metode mengajar; (4) proses belajar
mengajar; (5) evaluasi belajar.
Adapun metode untuk meneliti perkembangan anak adalah :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Biografi
d. Catatan anekdot
e. Eksperimen
f. Studi kasus
g. Tes psikologi
Psikologi perkembangan dan
pendidikan
Ilmu yang mempelajari
perilaku anak dinamakan psikologi perkembangan. Seorang pendidik menggunakan
psikologi untuk memberikan layanan yang sebaik – baiknya terhadap anak didik,
sehingga perkembangan menjadi lebih positif dan konstruktif terhadap realisasi
anak didik.
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan
struktur yang bersifat: fisik, kuantitatif, dan akan berhenti setelah terjadi
maturasi (kematangan). Sedangkan perkembangan adalah perubahan fungsi yaitu:
aspek – aspek psikis, bersifat kualitatif dan berjalan terus hingga akhir
hayat.
7. Pendidikan anak dan remaja
a. Pendidikan masa dalam kandungan
Tugas pendidikan ibu saat
mengandung yaitu, (1) ibu harus sehat jasmani dan rohani, (2) makanan yang
dimakan adalah makanan yang halal, (3) lingkungan rumah harus diwarnai oleh
nilai – nilai agama. Tugas – tugas pendidikan dalam perkembangan remaja adalah
sebagai berikut:
1) Memperoleh sejumlah norma –
norma dan nilai – nilai.
2) Belajar memiliki peranan sosial
sesuai dengan jenis kelamin masing – masing.
3) Menerima kenyataan jasmaniah
sertaa dapat menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan
tersebut.
4) Mencapai kebebasan dari
ketergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.
5) Mencapai kebebasan ekonomi.
6) Mempersiapkan diri untuk
menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
7) Memperoleh informasi tentang
perkawinan dan mempersiapkannya.
8) Mengembangkan kecakapan
intelektual dan konsep – konsep tentang kehidupan bermasyarakat.
9) Memiliki konsep – konsep
tentang tingkah laku sosial yang perlu untu kehidupan bermasyarakat.
BAB III POTENSI – POTENSI BELAJAR
1. Intelegensi
Factor kepintaran dan kurang
pintar dibawa sejak ia lahir (factor heredity) sedangkan sebagian besar adalah
factor lingkungan.
Perkembangan intelektual
Tiga factor penting mengenai
perkembangan intelektual seseorang :
a. Factor nutrisi
b. Stimulasi
c. Sarana
Adapun materi belajar untuk meningkatkan intelegensi adalah :
a. Audio
b. Visual
c. Rasa
d. Raba
e. Cium
Cara yang dilakukan diatas adalah untuk memperbesar memori, dan pada
gilirannya untuk memperbesar dan memperluas imajinasi.
2. Emosi
dan perkembangannya
tahap perkembangan emosi adalah
sebagai berikut:
a. Waktu anak lahir
b. Masa bayi
c. Masa kanak – kanak
d. Masa anak/remaja antara umur
6-12 tahun
e. Masa dewasa mulai dari usia 18
atau 19 tahun
3. Belajar emosi anak dan fase –
fase perkembangannya
Emosi adalah bagian penting
dari hidup manusia untuk menyatakan perasaannya. Pembentukan sikap dan emosi
anak adalah sebagai reaksi terhadap dunia luar terutama orang – orang
disekitarnya. Berikut adalah cara anak belajar emosi :
a. Trial and error, artinya coba –
coba dan mungkin salah.
b. Imitasi yaitu dengan meniru
perbuatan orang dewasa.
c. Asosiasi atau kondisioning,
yaitu cara belajar dengan menghubungkan sesuatu dengan yang lain
d. Cara belajar emosi dengan
latihan atau training
Dalam rangka memperbaiki emosi anak, tugas guru dan orang tua adalah
sebagai berikut:
1) Mengamati gejala emosi
2) Apabila ditemukan emosi
positif, maka guru dan orang tua harus mengembangkannya
3) Mengembangkan emosi anak dengan
latihan
4) Pendidikan agama
5) Pendidikan alam sekitar
4. Motivasi belajar
Dapat dikatakan bahwa
kebutuhan manusia akan menimbulkan motif, dan motif menimbulkan dorongan untuk
bergerak memenuhinya yang disebut dorongan. Akibatnya timbullah drives
(kegiatan/usaha) untuk mencapai tujuan (goal). Kebutuhan manusia sebagai
berikut : a) kebutuhan biologis; b) kebutuhan psikologis; c) kebutuhan sosial.
Motif atau Dorongan
Motif disebut juga dorongan
orang untuk bertindak. Tentu ada sesuatu yang ditujunya. Sesuatu yang
mendorongnya untuk berbuat. Hal ini dikatakan ada motif yang melatarbelakangi
perbuatannya.
Motif Berprestasi
Motif berprestasi adalah
suatu dorongan dari dalam diri untuk selalu meraih prestasi. Bagi anak yang
selalu didorong oleh orang tuanya untuk belajar giat, maka motif berprestasi
anak akan meningkat.
Implikasi dalam Pendidikan
Sukses dalam suatu ttugas
akan meningkatkan upaya mengejar sukses berikutnya. Kegagalan akan menurunkan
harapan untuk sukses. Bahkan harapan itu tidak ada sama sekali.
BAB IV BELAJAR ANAK
Tujuan pendidikan adalah
untuk memanusiakan anak. Upaya pendidikan yang bersistem, terarah, dan
bertanggung jawab dinamakan sekolah. Belajar pada anak tidak diartikan membuat
otaknya penuh dengan ilmu pintar tapi juga rohaninya diisi dengan ketuhanan dan
akhlak yang mulia.
1. Proses
Belajar Mengajar
Jika terjadi proses belajar
mengajar (PBM) didalam kelas maka guru harus memperhatikan beberapa hal dibawah
ini:
a. Kondisi murid yang terdiri dari
psikologid, fisik, emosional, sosial, ekonomi, dan budaya.
b. Kemampuan guru yang terdiri
dari (1) pendidikan guru, (2) kecerdasan guru, (3) menguasai metode dan
didaktik, (4) banyak memiliki pengetahuan umum dari hasil bacaannya, (5)
menguasai dengan luas mata pelajaran yang diajarkan dan hubungan dengan ilmu -
ilmu lain, serta informasi lainnya.
2. Proses
Belajar Mengajar (PBM) yang Dikendalikan Guru
PBM pada dasarnya terdiri
atas dua kegiatan yaitu, guru mengajar dan murid belajar. Pada saat mengajar,
tentu ada interaksi antara murid dengan guru. Dalam interaksi itu gur berusaha
mengubah perilaku muridnya. Adapun perilaku yang akan diubah itu terdiri dari:
1) perilaku kognitif yang berhubungan dengan otaknya ; 2) perilaku afektif yang
berhubungan dengan kemauannya; 3) perilaku motoric yang berhubungan dengan
system geraknya; 4) perilaku konatif yyang berhubungan dengan kemauan.
3. Materi
dan Metode dalam Proses Belajar Mengajar
Hubungan antara materi
pelajaran dengan metode mengajar adalah erat sekali. Walaupun guru menguasai
metode pengajaran dengan baik, sedangkan materi pelajaran tidak dikuasai, maka
PBM kurang berjalan dengan baik. Dan begitu pula sebaliknya.
Hakikat mengajar bukanlah
sekedar menyampaikan informasi kepada orang lain, akan tetapi ialah usaha
mempengaruhi orang lain, agar perilakunya berubah dari yang kurang positif
menjadi positif, dari kebodohan kepada kepintaran, dari belum mmenguasai
teknologi menjadi menguasai. Dengan kata lain perilakunya berubah kearah yang
diharapkan oleh tujuan pendidikan.
Memahami Perbedaan Individu Murid – murid
Secara fisik tugas guru
adalah memberikan bantuan terhadap pertumbuhan fisik pada setiap fase
pertumbuhan sehingga tidak ada yang salah dalam pertumbuhannya. Secara psikis
tugas guru adalah menjamin perkembangan jiwa dan perilaku anak didik secara
normal tidak ada kelainan psikis sama sekali. Perhatian lain dari guru ialah
terhadap perbedaan sosial dan ekonomi diantara murid – murid. Oleh karena itu
guru harus memberikan perlakuan yang sama terhadap mereka, tanpa ada perbedaan
perlakuan sama sekali.
4. Didaktik
dan Metodik
Pengertian Didaktik
Didaktik berasal dari bahasa
yunani yaitu didaskein, yang berate mengajar. Yang dimaksud didaktik adalah
ilmu mengajar. Didaktik tidaklah ilmu yang brdiri sendiri melainkan erat dengan
ilmu mendidik (pedagogic) psikologis, dan ilmu sosial lainnya. Didaktik mencakup
tiga bagian yang terpenting ialah (1) tujuan pengajaran (2) bahan pelajaran,
dan (3) metode mengajar.
1. Tujuan
pengajaran
Tujuan pengajaran identic
dengan tujuan pendidikan, atau bagiian dari pendidikan. Yang dimuat oleh UU
No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional 2003 “pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
2. Bahan
pelajaran
Yang dimaksud dengan bahan
pelajaran adalah segala materi dan informasi yang disampaikan dengan cara
tertentu oleh guru kepada anak didik atau orang lain yang membutuhkannya, dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan.
3. Metode
pengajaran
Yaitu cara – cara tertentu
yang dilakukan guru, untuk menyampaikan materi pelajarannya, sehingga dapat
dipahami dan dikuasai oleh anak didik, hingga dapat mengubah perilaku anak
didik kearah yang lebih baik, sesuai dengan tujuan pendidikan.
1) Metode ceramah
Metode ceramah ialah suatu
caraa untuk menyampaikan bahan pelajaran dan informasi dengan cara
memberitahukan secara lisan.
2) Metode peragaan (demonstrasi)
Metode peragaan ialah suatu
cara yang dilakukan untuk menyampaikan pelajaran kepada anak didik dengan
meragakan atau menunjukkan alat pelajaran secara langsung, sehingga anak didik
dapat melihat, meraba, mencium dan merasa.
3) Metode diskusi
Metode diskusi ialah suatu
cara untuk menyebarkan informasi atau pelajaran melalui diskusi.
4) Metode problem solving (pemecahan
masalah)
pemecahan masalah adalah cara
yang digunakan untuk memecahkan masalah pelajaran dengan berbagai alternative.
5) Metode drama (MD)
Metode drama adalah suatu
cara untuk menyampaikan informasi dan pengembangan anak didik kea rah
kedewasaan.
6) Metode karyawisata
Suatu upaya menghilangkan
lelah setelah belajar dan bekerja selama satu semester atau setahun disekolah.
7) Metode tugas
Suatu cara menyampaikan dan
memberikan pemahaman kepada para siswa dengan jalan memberi tugas – tugas.
8) Metode proyek
Suatu cara untuk mencerdaskan
anak didik dalam memecahkan masalah dan menjadikan mereka orang – orang yang
trampil, melalui tugas tertentu.
9) Metode responsi
Metode response adalah metode
tanya jawab.
10) System modul
BAB V PENYESUAIAN SOSIAL
1. Arti
Penyesuaian Sosial
Untuk mengembangkan kepribadian yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial yaitu dirumah (keluarga), sekolah dan masyarakat secara
adekuat, dimungkinkan melalui pendidikan :
a. pendidikan di keluarga
b. pendidikan di sekolah
c. pendidikan diluar sekolah
1. Penyesuaian Sosial Siswa di
Sekolah
a. sekolah tempat pengembangan
emosi para siswa
b. sekolah telah mengembangkan
fisik para siswa
c. sekolah tempat pengembang
penyesuaian sosial
2. Masalah
Penyesuaian Diri
salah satu aspek keinginan untuk berkelompok ialah adanya keinginan untuk
berkawan dengan lawan jenis, karena adanya kebutuhan atau dorongan seksual yang
sedang berkembang pada masa remaja. penyesuaian diri adalah kemampuan untuk
hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas
terhadap dirinya dan terhadap lingkungan.
BAB VI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
INDONESIA
Bangsa indonesia sudah mulai terpuruk dalam beberapa bidang kehidupan
yang menentukan terhadap kesejahteraan rakyat. hal ini amat dicita – citakan
dalam UUD 1945 yang dibuaat oleh para pendiri bangsa terhadap kebahagian
bangsanya. beberapa karakter bangsa kita yang perlu diluruskan adalah :
1. Keimanan kepada allah (tuhan)
2. Kejujuran
3. Kedisiplinan
4. Inovatif
5. Kreativitas
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keunggulan
1. Memiliki bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh pembaca
2. Menyediakan contoh atau
pemahaman dalam setiap materi
3. Memberikan maksud pemahaman
dengan jelas
4. Memberikan penjelasan dari segi
agama mengenai penaganan psikologi anak
5. Memberikan penanganan psikologi
anak tanpa melewati fase – fasenya
B. Kelemahan
1. Adanya pengulangan kalimat pada
mmateri selanjutnya
2. Sedikitnya rujukan yang
memaparkan penjelasan dari para ahli
3. Tidak memberikan pemahaman bagi
masyarakat awam dalam menyikapi psikologi anak
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan psikologi
peserta didik tidak hanya berdasarkan teori saja tetapi mmengenai bagaiman
penerapannya secara langsung kepada peserta didik sehingga adanya hubungan yang
positif dan harmonis antara pendidik dan peserta didik. Perkembangan psikologi
peserta didik juga merupakan usaha
memenuhi dorongan - dorongan rasional manusiawi demi kepuasan rohaniah, untuk
kematangan pribadi maupun untuk integritas.
Hubungan guru dengan murid
begitu penting karena menyangkut kemajuan pendidikannya ditentukan oleh guru.
Sehingga pentingnya kuallitas guru dalam menyesuaikan dan memahami psikologi
anak dalam proses belajar mengajar.
B. Saran
1. Bagi penulis agar lebih
memperhatikan penulisan kalimat agar tidak terjadi pengulangan pada materi
selanjutnya
2. Kurangnya penjelasan dan contoh
konkret dalam pengaplikasian ilmu psikologi bagi masyarakat awam