BAB I
LATAR BELAKANG
Latar Belakang
Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah
proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari
batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi
pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila
beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi
psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi
pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan
proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Ilmu psikologi pendidikan adalah ilmu yang sangat penting dikuasai oleh
seorang guru sebagai pendidik dan pengajar.Guru dalam menjalankan perannya
sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang
berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan
tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga
dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan
yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi
pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk
menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat
menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap
berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.
Peranan psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka
mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor
pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang
sangat penting dalam pendidikan. Karena itu, pengetahuan tentang psikologi
pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang
yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat critical book
report mengenai “Psikologi Pendidikan”
1.2 Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan untuk :
1. Mengulas isi buku.
2. Membandingkan isi buku utama
dengan buku lainnya.
3. Menanbah wawasan tentang
pentingnya mempelajari Psikologi Pendidikan..
1.3 Manfaat
Manfaar melakukan Critical Book Report ini antara lain :
1. Menambah wawasan tentang isi
buku yang di kritik.
2. Menambah wawasan tentang cara
mendidik anak sesuai dengan usianya
3. Menambah wawasan tentang cara
mengkritik sebuah buku.
BAB II
IDENTITAS DAN ISI BUKU
2.1 Identitas Buku
Judul : Psikologi Pendidikan
Penulis : Drs. Mustaqim dan Drs. Abdul Wahib
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun Terbit : 1991
ISBN : 979-518-045-2
Cetakan : Pertama
Tebal Buku : 146 Halaman
Judul : Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru)
Penulis : Dr. Iskandar, M.Pd
Penerbit : Gaung Persada Press Tahun Terbit : 2009
ISBN : 978-979-1448-60-0
Cetakan : Pertama
Tebal Buku : 252 Halaman
2.2 Isi Buku
Buku ini terdiri atas 7 bab yang masing-masing bab membahas tentang
tujuan, lapangan dan metode psikologi pendidikan; hereditet dan lingkungan
hidup; pertumbuhan dan perkembangan; perbedaan individu; masalah belajar;
pengukuran dan penilaian; dan perihal anak bermasalah.
Adapun ringkasan isi buku dari
tiap bab akan dituliskan sebagai berikut:
Bab 1. Tujuan, Lapangan dan Metode
Psikologi Pendidikan
A. Pengertian
Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang membahas segi-segi psikologi
dalam lapangan pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam
segala macam situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai
tingkah laku individu dalam situasi pendidikan.
Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia dan
perubahan tingkah laku itu sebagai akubat proses dari tangan pndidikan dan
berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui
pendidikan.
B. Psikologi
Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan
Psikologi pendidikan dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila memenuhi
syarat-syarat ilmu pengetahuan. Syarat-syarat ilmu pengetahuan, yaitu:
1. Ilmu harus memiliki obyek;
2. Ilmu disusun secara sistematis;
3. Ilmu harus memiliki tetodologi
tertentu.
Objek psikologi pendidikan sudah jelas. Hal ini dapat menegaskan bahwa
psikologi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan.
C. Psikologi
Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan yang Diterapkan Teknik
Para ahli psikologi pendidikan pada umumnya berpendapat bahwa psikologi
pendidikan merupakan ilmu pengetahuan terpakai dan merupakan pengebdian
psikologi dalam lapangan pendidikan. Para ahli psikologi pendidikan dalam
menciptakan hukum teori selalu dilaksanakan dalam praktek pendidikan di
sekolah. Dapat disimpulkan pula bahwa psikologi pendidikan dapat berperan
sebagai teknik dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan.
D. Ruang
Lingkup Psikologi Pendidikan
Pada umumnya isis atau daerah psikologi pendidikan dapat dibagi menjadi 4
golongan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan
individu;
2. Masalah belajar dan perbuatan
belajar;
3. Pengukuran dan penilaian;
4. Penyuluhan dan bimbingan.
E. Metode Psikologi Pendidikan
Dalam psikologi pendidikan metode-metode yang sering digunakan ada 9
macam:
1. Metode Instropeksi;
2. Metode Observasi:
3. Metode Eksperimen;
4. Metode Test;
5. Metode Angket;
6. Metode Proyeksi;
7. Metode Case Studi;
8. Metode Klinis; dan
9. Metode Statistik.
F. Arti dan Manfaat Psikologi
Pendidikan Bagi Guru
Pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang
perlu dipelajari dan dipahami oleh seorang guru agar dapat menjalankan tugas
sebagai guru dengan cara yang sebaik-baiknya. Dengan mempelajari psikologi
pendidikan ini, guru akan lebih mudah dalam memahami peserta didik dan
memperlakukan peserta didik sesuai dengan sifatnya.
Bab 2. Hereditet dan Lingkungan
Hidup
A. Pandangan
Tentang Hereditet dan Lingkungan Hidup
Heriditet dan lingkungan hidup tidak dapat tidak dapat dipisahkan dalam
proses perkembangannya. Walau setiap sifat dan ciri pada manusia dipengaruhi
oleh lingkungan dan hereditet atau pembawa
pengaruh tak selalu sama. Pengaruh hereditet dan lingkungan tak selalu
tetap, tetapi paling tidak tergantung pada tiga variabel:
1. Sifat yang ada;
2. Sifat lingkungan; dan
3. intensitet lingkungan.
B. Mekanisme Hereditet
Mekanisme dikontrol oleh kromosom dalam sel kelamin. Kromosom itu
tersusun dari ribuan protoplasma yang mengandung gen-gen sebagai pembawa
hereditet.
C. Hukum Mendel
Menurut Grogor Mendel, hereditet berlangsung dari generasi ke generasi
berikutnya. Ia tertarik pada tumbuhan kacang-kacangan yang ia tanam di halaman
rumahnya. Ia mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan mengawinkan beberapa tumbuhan yang
tak sama bunganya dan dikawinkan dari generasi ke generasi. Hal ini menimbulkan
hukum keturunan dengan nama Hukum Mendel. Hukum ini ada 3 prinsip, yaitu:
1. Prinsip Dominan;
2. Prinsip Sagregasi; Dan
3. Prinsip Ciri-Ciri Unit.
D. Hukum
Mendel Pada Manusia
Penyelidikan yang dilakukan terhadap manusia sangat terbatas bila
dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Kaidah-kaidah masyarakat tidak
membolehkan cara-cara itu dilakukan terhadap manusia;
2. Tumbuhan dan hewan lebih mudah
di kontrol; dan
3. Pada umumnya, banyak anak dalam
satu keluarga pada manusia sedikit sehingga hal ini menjadi kesulitan untuk
menentukan hereditet.
Akan tetapi, penyelidikan yang dilakukan terhadap family history
menunjukkan juga bahwa pada manusia terdapat sifat-sifat dan ciri-ciri yang
diturunkan, dan dalam keturunan berlaku Hukum Mendel.
E. Hereditet Dalam Lapangan Mental
Penyelidikan dalam lapangan mental hasilnya tidak meyakinkan seperti
hasil penyelidikan mengenai jasmani, salah satu contoh adalah penyelidikan
sejarah keluarga. Penyelidikan ini dilakukan oleh Dagdale (1877) terhadap
keluarga Jubes (1920). Ia seorang dari keluarga lemah jiwa, kemudian
keturunannya sejumlah 11250 dilacak, tuna susila, pencuri, penjahat dan sampai
1877 hanya dua jumlah keluarga yang belajar dagang. Penyelidikan mengenai
sejarah keturunan seperti itu sulit untuk dipastikan kebenarannya, karena
variabel-variabel yang mempengaruhi kehidupan individu tidak dapat dikontrol
dengan sewajarnya. Penyelidikan ini menimbulkan kecenderungan untuk membenarkan
keyakinan si penyidik yang timbul sebelum penyelidikan itu dilakukan.
F. Hukum Hereditet
Ada 4 pokok Hukum Hereditet, yaitu
1. Hukum Reproduksi
Menurut hukum in,i hereditet berlangsung dengan perantara sel benih,
berarti tidak melalui sel somatis (sel tumbuh).
2. Hukum Konformitet
Menurut hukum ini, setiap jenis spesies menurunkan jenis spesiesnya
sendiri atau setiap golongan makhluk akan menurunkan golongan makhluk-makhluk
itu sendiri.
3. Hukum Variasi
Menurut hukum ini, individu-individu dalam satu spesies , disamping
adanya ciri-ciri dan sifat-sifat yang menunjukkan persamaan, disamping itu
terdapat juga variasi-variasi sifat dan ciri-ciri dimana hal itu menyebabkan
adanya perbedaan individu yang satu dengan yang lainnya.
4. Hukum Regresi Fisial
Menurut hukum ini, sifat dan ciri manusia menunjukkan ke arah
kecenderungan rata-rata. Anak yang berasal dari orang tua sangat cerdas ada
kecenderungan untuk menjadi lebih cerdas dari pada orang tuanya.
G. Perlengkapan
Dasar Dan Ajar Yang Penting
1. Perlengkapan Dasar
Perlengkapan dasar merupakan perlengkapan yang dimiliki organisme atas
dasar pembawaan, bukan yang diperoleh karena dipelajari. Perlengkapan ini ada
sejak organisme itu dilahirkan. Perlengkapan dasar yang erat sekali dengan
kehidupan sekolah dalam rangka pendidikan adalah:
Struktur jasmani;
Gerak-gerakan/ motive;
Dorongan;
Sifat mencela (plastis);
Kapasitas untuk tumbuh dan
berkembang; dan
Kapasitas untuk belajar.
2. Perlengkapan Ajar
Perlengkapan ajar merupakan perlengkapan yang diperoleh akibat
usaha-usaha belajar dan pengelaman-pengalaman lain. Yang termasuk perlengkapan
ini diantaranya adalah dorongan kecakapan-kecakapan, kecekatan-kecekatan dalam
lapangan ilmu pengetahuan, kesenian, bahasa dan norma-norma hidup.
Bab 3. Pertumbuhan Dan
Perkembangan
A. Pengertian
dan peristiwa pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material
sesuatu sebagai akubat dari adanya pengaruh lingkungan. Peristiwa pertumbuhan
pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herediter. Manusia terbentuk dari
material yang lemah. Material yang dimaksud adalah material genetis.
B. Hukum-hukum
pertumbuhan
1. Pertumbuhan Adalah Kuantitatif
Serta Kualitatif
Perubahan kuantitatif mencakup divisian dan perbanyakan kromosom,
sel-sel; penambahan jumlah seperti gigi, rambut, pembesaran material jasmaniah.
Kejadian seperti ini dapat dikatakan sebagai tumbuh. Sedangkan perubahan
kualitatif mencakup penyempurnaan struktur fisiologis; penyiapan fungsi-fungsi
setiap bagian tubuh, dan sebagainya. Kejadian seperti ini dapat dikatakan
bertumbuh.
2. Pertumbuhan Merupakan Suatu
Proses Yang Berkesinambungan Dan Teratur
Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, mulai dari
keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks.
3. Tempo Pertumbuhan Adalah Tidak
Sama
Urutan atau sequence pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan.
Disamping itu indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang
teratur.
4. Taraf Perkembangan Berbagai
Aspek Pertumbuhan Adalah Berbeda-Beda
Tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa dan
kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang sama.
5. Kecepatan Serta Pola
Pertumbuhan Dapat Dimodifikasi Oleh Kondisi-Kondisi Di Dalam Dan Di Luar Badan
Meskipin dorongan untuk tumbuh adalah kuat dan meskipun pola-pola
pertumbuhan adalah sudah tentu pada semua pihak, namun kecepatan dan pola
pertumbuhan dapat berubah tergantung kepada lingkungan yang menunjang
kebutuhan-kebutuhan dasar individu.
6. Masing-Masing Individu Tumbuh
Dengan Caranya Sendiri Yang Unik
Keunikan pertumbuhan pada masing-masing individu itu antara lain
disebabkan oleh:
Perbedaan kondisi lingkungan
internal;
Perbedaan kondisi lingkungan
eksternal;
Perbedaan materi hereditar;
Perbedaan aktivitas;
Perbedaan kondisi fisiologis
seperti cacat-cacat fisik;
Perbedaan usia;
Perbedaan jenis kelamin; dan
Perbedaan hasil belajar.
7. Pertumbuhan Adalah Kompleks,
Dan Semua Aspeknya Saling Berhubungan
Banyak kegagalan yang dialami oleh para ahli dalam menemukan hubungan
timbal balik dalam pertumbuhan individu yang disebabkan karena pertumbuhan
sendiri merupakan suatu proses yang kompleks, sedangkan berbagai aspek yang
menunjang pertumbuhan itu saling berhubungan.
C. Aspek-Aspek
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:
1. Anak sebagai keseluruhan;
2. Umur mental anak mempengaruhi
pertumbuhannya;
3. Permasalahan tingkah laku
sering berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan; dan
4. Penyesuaian pribadi dan sosial
mencerminkan dinamika pertumbuhan.
D. Pengertian
Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat
kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi
material, melainkan pada segi fungsional.
E. Teori
Perkembangan
Pada umumnya, teori mengenai perkembangan berkisar kepada persoalan yang
berhubungan dengan pengaruh pembawaan dan lingkungan hidup bagi perkembangan
individu. Berikut ini merupakan teori yang mempunyai pengaruh terhadap praktek
pendidikan di sekolah, yaitu:
1. Teori Nativisme
Menurut teori ini, anak sejak lahir telah membawa sifat-sifat dan
dasar-dasar tertentu.
2. Teori Empirisme
Menurut teori ini, manusia tidak memiliki pembawaan. Seluruh perkembangan
hidupnya sejak lahir sampai dewasa semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar
atau faktor lingkungan hidup dan pendidikan.
3. Teori Naturalisme
Menurut teori ini, manusia itu pada dasarnya baik, ia jadi buruk dan
jahat karena pengaruh kebudayaan.
4. Teori Rekapitulasi
Menurut teori ini, perkembangan individu merupakan ulangan dari
perkembangan jenisnya.
5. Teori Konvergensi
Menurut teori ini, manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh
bakat/ pembawaan dan lingkungan atau oleh dasar dan ajar.
F. Prinsip-Prinsip
Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan yang telah dirumuskan oleh para ahli ,
diantaranya adalah:
1. Prinsip kesatuan organis;
2. Prinsip tempo dan irama
perkembangan;
3. Tiap-tiap golongan (spesies)
mengikuti pola perkembangan umum yang sama;
4. Prinsip konvergensi;
5. Prinsip kematangan;
6. Setiap proses perkembangan
terdapat hasrat mempertahankan diri;
7. Sifat psikis tidak timbul
secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang bersamaan;
8. Perkembangan meliputi
diferensiasi dan integral;
9. Pertumbuhan dan perkembangan
membutuhkan asuhan yang perlu dilakukan secara sadar.
Bab 4. Perbedaan Individu
A. Sifat
Hakikat Perbedaan Individu
Perbedaan setiap individu tidak hanya mengenai besar, bentuk dan roman
muka, tetapi juga mengenai tingkah laku dan perbuatan. Walaupun dua orang
sepintas lalu menunjukkan adanya ciri-ciri jasmani yang sama, maka bila diamati
secara seksama terdapat juga perbedaan-perbedaan itu.
B. Usaha-Usaha
Untuk Mengatasi Perbedaan Individu Di Sekolah
Usaha-usaha untuk mengatasi perbedaan individu tidak dapat ditentukan
secara pasti. Hal ini tergantung pada tujuan pendidikan. Bila pendidikan itu
bukan mengembangkan intelektualisme maka usaha mengadakan rombongan yang
homogen didasarkan atas dasar kecerdasan adalah usaha yang terbaik. Bila
pendidikan hanya bertujuan untuk mengembangkan sifat-sifat individu, tanpa
melihat kepentingan masyarakat,maka sistem Montessori, yaitu pendidikan yang
bersifat individual kiranya merupakan sistem yang paling baik untuk
dilaksanakan.
Bab 5. Masalah Belajar
A. Proses
Belajar
Belajar merupakan proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya
perubahan lahir melainkan juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah
laku yang nampak, tetapi
perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati. Dalam masalah belajar ini, metode
belajar akan banyak mempengaruhi cara belajar orang yang sedang belajar.
Apabila mata pelajaran diberikan tanpa tujuan dan murid diharuskan
mengingat-ngingat dan mendapatkan hal-hal yang tidak bertujuan, ini akan
melemahkan semangat belajar. Sebaliknya apabila mata pelajaran diatur
sedemikian rupa dan mempunyai tujuan tujuan tertentu dan murid memiliki pengertian
yang luas, maka semangat belajar akan datang dengan sendirinya, tidak hanya
dalam arti mendapatkan keterangan dan kecakapan tetapi juga didalam arti
menambah kekuatan untuk mengartikan, kecakapan untuk mempergunakan dan mengubah
sikap.
B. Faktor-Faktor
Lain Yang Mempengaruhi Belajar
Selain cara belajar ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kemampuan pembawaan;
2. Kondisi fisik orang yang
belajar;
3. Kondisi psikis anak;
4. Kemauan belajar;
5. Sikap terhadap guru, mata
pelajaran, dan pengertian mereka mengenai kemajuan mereka sendiri;
6. Bimbingan; dan
7. Ulangan.
C. Metode
Belajar
Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu:
1. Metode keseluruhan; dan
2. Metode bagian.
Belajar dengan metode keseluruhan, caranya ialah mempelajari bahan
sebagai suatu kesatuan. Belajar dengan metode bagian adalah mempelajari bahan
dengan cara membagi bahan atas begian-bagian. Makin berarti suatu bahan makin
baik untuk mempelajarinya dengan mempergunakan metode keseluruhan. Tetapi
sebaliknya makin kurang berarti sesuatu bahan, misalnya kata-kata yang satu
dengan yang lain tidak ada hubungannya, lebih tepat jika mempergunakan metode
bagian.
D. Faktor
Umur
Pada umumnya orang yang masih muda lebih mudah untuk belajar dalam hal
mengingat dan menyimpan bahan pelajaran. Sedangkan orang yang sudah tua lebih
sukar untuk belajar. Tetapi ini bukan berarti berlaku dalam pemecahan
masalah.didalam pemecahan masalah orang yang lebih tua akan lebih mahir, karena
sudah memiliki pengalaman. Sedangkan anak muda pengalamannya relatif kurang,
hingga untuk pemecahannya dalam masalah ini kecakapannya kurang.
E. Motivasi
Dalam Belajar
Menurut Woodworth dan Marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang
mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan tertentu
terhadap situasi di sekitarnya. Tugas guru dalam memberikan motivasi anak ialah
mengingat adanya dinamika anak dan membimbing dinamika anak. Maksudnya ialah
supaya anak yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak melalui
pengalaman-pengalaman yang kurang baik.
F. Belajar
Kecekatan Dan Pengetahuan
Kehidupan ini membutuhkan kecekatan yang tinggi dalam bercakap membaca,
menulis, berenang, dan lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:
1. Pengaruh latihan istimewa pada
masa kanak-kanak;
2. Pengaruh lingkungan;
3. Perkembangan kecekatan motorik;
4. Perkembangan motorik yang
mula-mula; dan
5. Perkembangan kecekatan motorik
kemudian.
G. Belajar
Persepsuil
Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman yang sekarang dan yang lampau dan
juga dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu. Keadaan fisik dari
pancraindera, perhatian, pengalaman yang lampau mempengaruhi luas dan kualitas
dari persepsi itu. Persepsi tentang situasi yang tertentu di dapat dari:
1. Bagaimana pengalaman dan
pendidikan individu sebelumnya;
2. Rangsangan yang spesifik yang
menimbulkan alat-alat indera pada waktu itu; dan
3. Interpretasinya.
Ada pula persepsi yang selama ini disebut ilusi. Kesalahan mungkin
disebabkan rangsangan yang tidak sesuai, atau alat-alat indera yang kurang
baik, atau indera persepsi yang salah. Hal ini terutama sering terjadi terhadap
gerakan jarak jauh atau waktu yang lampau dapat menyebabkan ilusi.
H. Berfikir
Kreatif Dan Reflektif
Kecakapan untuk berfikir terang adalah salah satu yang dapat memungkinkan
orang untuk dapat menguasai sungguh yang dipelajari; mempunyai salah satu
faktor untuk dapat efisien dan berhasil ini tidak berarti bahwa faktor-faktor
lain tidak berguna atau bahwa lain faktor tidak begitu penting.
Berfikir refleksif juga sering disebut pemecahan problem. Ini terjadi
apabila ada sesuatu yang menyisip dalam pencapaian sesuatu tujuan.
I. Transfer Belajar (Latihan)
Transfer belajar merupakan masalah yang sangat penting dalam psikologi
pendidikan. Secara praktis semua program pendidikan dibangun atas dasar bahwa
semua manusia mempunyai kemampuan untuk mentransfer apa yang mereka pelajari
dari suatu situasi ke situasi yang lain.
J. Belajar Tuntas
Belajar tuntas merupakan perbuatan belajar sebagai proses penguasaan.
Belajar tuntas dengan demikian berarti bahwa setiap anak dalam kelas yang
dihadapi akan secara tuntas menguasai pelajaran yang disajikan terlebih dahulu
barulah dapat berpindah pada pelajaran berikutnya.
Prinsip-prinsip belajar tuntas ada 3, yaitu:
1. Perbedaan waktu belajar;
2. Umpan balik sering dan segera;
dan
3. Perbaikan.
Bab 6. Pengukuran Dan Penilaian
Fungsi pengukuran dan penilaian dalam pendidikan ialah guru menyadari
pentingnya dan perlunya pengukuran di sekolah-sekolah hal ini mengetahui
prestasinya. Pengukuran yang berbentuk test atau ujian itu mempunyai fungsi
yang bermacam-macam, antara lain untuk:
1. Mengukur hasil pembuatan belajar;
2. Mengadakan evaluasi terhadap
perbuatan mengajar;
3. Pengukuran dapat juga
dipergunakan sebagai alat menimbulkan motivasi;
4. Menyadarkan anak kepada
kemampuannya;
5. Pengukuran dapat dijadikan
sebagai petunjuk dalam usaha belajar; dan
6. Dapat dijadikan dasar
menentukan penghargaan atau hadiah.
Bab 7. Perihal Anak Bermasalah
Seorang siswa dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia
menunjukkan gejala-gejala penyimpangan dari perilaku yang lazim dilakukan oleh
anak-anak pada umumnya. Penyimpangan perilaku ada yang sederhana ada juga yang
ekstrim. Penyimpangan perilaku yang sederhana semisal: mengantuk, suka
menyendiri, kadang terlambat datang, sedangkan ekstrim ialah semisal sering
membolos, memeras teman-temannya, ataupun tidak sopan kepada orang lain juga
kepada gurunya.
Banyak orang yang berpandangan bahwa apa yang ada adalah merupakan suatu
aksi yang akan menimbulkan reaksi. Bahwa apa yang terjadi pada para siswa
adalah semata-mata perilaku mereka sendiri yang lepas dari latar belakang yang
menyebabkannya. Apa yang dilakukan oleh murid tidaklah merupakan satu aktivitas
yang independen, tetapi itu berkaitan erat dengan peristiwa sebelumnya. Oleh
karena itu jika ada suatu masalah maka perlu ditelusuri sampai ke pokok
masalahnya. Hal ini untuk menghindari adanya perlakuan yang kurang sesuai
terhadap para siswa.
Secara garis besar pangkal soal masalah-masalah siswa dapat dikelompokkan
menjadi dua:
1. Internal
Sebab-sebab internal ialah sebab-sebab yang berpangkal dari kondisi
simurid itu sendiri. Hal ini bisa bermula dari adanya kelainan fisik maupun
kelainan psikis.
2. Eksternal
Sebab-sebab eksternal ialah sebab-sebab yang hadir dari luar si murid.
Sebab-sebab eksternal berpangkal dari keluarga, pergaulan, salah asuh atau
pengalaman hidup yang tak menyenangkan.
Bentuk-bentuk masalah yang dihadirkan siswa dapat dibagi menjadi dua
sifat, regresif dan agresif. Bentuk-bentuk yang bersifat regresig antara lain:
suka menyendiri, pemalu, penakut, mengantuk, tidak mau masuk sekolah. Sedangkan
yang bersifat agresif antara lain ialah: berbohong, membikin onar, memeras temannya, beringas, dan
perilaku-perilaku lain yang bisa menarik perhatian orang lain.
Secara sistematis langkah-langkah yang perlu diambil meliputi:
Memanggil dan menerima anak
yang bermasalah dengan penuh kasih sayang;
Dengan wawancara yang dialogis
diusahakan dapat ditemukannya sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah;
Memahami keberadaan anak dengan
sedalam-dalamnya;
Menunjukkan cara penyelesaian
masalah yang tepat untuk direnungkan oleh anak kemudian untuk dikerjakannya;
Menemukan segi-segi kelebihan
anak agar kelebihan itu diaktualisir guru mengatasi kekurangannya; dan
Menembahkan nilai-nilai
spiritual yang benar.
BAB III
PEMBAHASAN
Buku psikologi pendidikan ini merupakan perlengkapan buku-buku sajeris
yang telah ada, baik asli maupun terjemahan. Materinya meliputi:
Tujuan, lapangan dan metode
psikologi pendidikan
Hereditet dan lingkungan hidup
Pertumbuhan dan perkembangan
Perbedaan individu
Masalah belajar
Pengukuran dan penilaian
Perihal anak bermasalah
Penyajiannya cukup sederhana dan mudah dipelajari sehingga mendorong
mahasiswa untuk lebih mudah memahami pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai
modal dalam melaksanakan pendidikan terhadap peserta didik.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DARI BUKU
PSIKOLOGI PENDIDIKAN :
1
Cover
• Desain sampulnya (simpel)
sederhana dan tidak terlalu mencolok.
• Desain sampulnya kurang menarik
minat pembaca.
• Kurangnya cocoknya pemilihan warna pada cover buku.
2
Daftar isi
• Disertai dengan daftar isi yang
lengkap
3
Isi Buku
• Buku ini membahas tentang
Psikologi Pendidikan yang saya rasa cukup lengkap.
• Adanya keterkaitan antar
paragraf pada setiap penulisan isi buku.
• Daftar pustaka yang banyak dan
lengkap.
• Terdapat kutipan pendapat para
ahli (ilmuan).
• Terdapat kata-kata yang
berulang dalam penulisan sehingga membuat pembaca bingung dan harus membacanya
dengan seksama.
• Ada banyak kata yang sulit
untuk dipahami sehingga diperlukan pengertian terhadap kata tersebut.
• Ada banyak penggunaan tanda
baca yang tidak sesuai (tidak tepat untuk ditempatkan pada suatu kalimat).
• Buku ini masih kurang lengkap jika
di bandingkan dengan buku Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru) yang di
tulis oleh Dr. Iskandar, M.P.d
• Buku ini sudah terlalu lama dan
disarankan untuk direvisi kembali sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi dan
pendidikan.
• Banyak kata yang tidak sesuai
EYD dikarenakan buku sudah terlalu lama.
• Tidak adanya riwayat penulis
buku Psikologi Pendidikan ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Buku ini dapat dibaca oleh semua kalangan terutama mahasiswa jurusan
kependidikan karena berisi tentang ilmu psikologi yang wajib diketahui oleh semua calon guru
untuk dapat memahami peserta didiknya.
4.2 Saran
Saya menyadari bahwa kritikan buku ini masih kurang cukup dan memadai
serta masih perlu di sempurnakan. Dan
apabila di dalam mengkritik ini terdapat
kesalahan-kesalahan, maka saya mohon maaf atas kekurangannya dan mohon atas
penyempurnaan yang lebih baik lagi. Selain itu saya harapkan kritikan buku
Psikologi Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya saya
sendiri.