PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa mencakup empat
segi, yaitru keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilann menulis. Keempat-empatnya merupakan catur tunggal.
Sadar atau tidak sadar keterampilan
menyimak ini tidak begitu mendapat perhatian pada sekolah-sekolah selama ini,
bahkan juga di Negara-negara yang telah maju. Suatu penelitian yang pernah
dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1929 terhadap 68 orang dari berbagai
pekerjaan jabatan dan jabatan di Detroit sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka
ini mempergunakan waktu berkomunikasi: 9% buat menulis, 16% buat membaca, 30%
buat berbicara, dan 45% buat menyimak.
Tetapi walaupun survei itu menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu
buat menyimak hampit tiga kali sebanyak waktu untuk membaca, sedikit sekali
perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.
Setiap keterampilan itu erat sekali
berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan
urutan yang terakhir: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa,
kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca, dan menulis. Menyimak dan
berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Sedangkan membaca dan menulis
dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
satu kesatuan, merupakan caturtunggal.
Selanjutnya setiap keterampilan itu
erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa.
Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,
semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat
diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih
keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
1.2
TUJUAN
1. Untuk mengetahui sebenarnya apa
pengertian dan maksud dari menyimak itu.
2. untuk mengetahui prinsip dasar
bahasa
3. untuk menambah wawasan tentang
bahasa dan menyimak
1.3 MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Menyimak
2. Untuk menambah pengetahuan
tentang bagaimana menyimak itu dan apa saja yang menjadi dasar-dasarnya.
Baca Juga Postingan Lain Dari Blog Ini !!
Kumpulan Critical Book Report [Tersedia >50 Jenis CBR]
Critical Journal Report [Tersedia > 40 Jenis]
Contoh Laporan Mini Riset [Tersedia >25 Jenis]
Kumpulan Makalah Berbagai Jenis Tema [Tersedia >100 Jenis]
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1
Identitas Buku
Buku Utama (buku satu)
Sumber Gambar: togamas.com |
1. Judul buku: Menyimak Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa
2. Pengarang: Prof. DR. Henry Guntur
Tarigan
3. Penerbit :
Angkasa
4. Tahun terbit: 1986
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 192 halaman
7.
Ukuran : 14x20,5 cm
Buku Pembanding (buku kedua)
Sumber Gambar: amazon.com |
1. Judul buku : Teaching and Researching
Listening
2. Pengarang : Michael Rost
3. Penerbit : Longman
4. Tahun terbit : 2002
5. Kota Terbit : Great Britain
6. ISBN : 0 582 36930 4
7. Tebal Buku : 309 halaman
8. Ukuran : 15,5x23,3 cm
1.2
Ringkasan Isi Buku
Sumber : Menyimak Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa
1. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa dalam
kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi yaitu :
- Keterampilan menyimak (listening
skills)
- Keterampilan berbicara (speaking
skills)
- Keterampilan membaca (reading
skills)
- Keterampilan menulis (writing
skills)
2. Delapan prinsip bahasa yaitu :
- Bahasa adalah suatu siste, suatu sistem
pola-pola yang kompleks dan suatu struktur dasar. Didalamnya terdapat
ketentuam-ketentuan individual yang bekerja bersama-sama dengan
kesatuan-kesatuan lainnya.
-
Bahasa adalah vokal, hanya ujaran sajalah yang mengandung segala tanda
utama suatu bahasa. Bagian-bagian itu merupakan
bunyi yang membuat suatu perbedaan makna dan bunyi itu kita namai dengan
fonem.
-
Bahasa itu arbitrer, bahwa hubungan anatara lambing dan makna juga
bersifat arbiteratau bersifat mana suka.
-
Bahasa itu unik, tidak ada dua bahasa yang mempunyai perangkat pola yang
sama, bunyi-bunyi yang sama, kata-kata atau kalimat yang sama.
-
Bahasa itu kebiasaan, penggunaan seperti itu sebenarnya berada pada
tingkatan kebiasaan. Cara-cara kita mengucapkan suatu bunyi atau menyusun
kata-kata menjadi kalimat kita lakukan secara otomatis, yaitu seotomatis kita
berjalan.
-
Bahasa sebagai sarana komunikasi, bahsa itu haruslah dapat dipahami oleh
pemakai dan orang lain. Kalau ucapan salah dimengerti tidak dapat dipahami,
berarti gagallah bahasa mengkomunikasikan mereka.
-
Bahasa berhubungan dengan budaya setempat, bahasa berada pada pembicara
yang berada pada tempat tertentu melakukan hal-hal tertentu.
-
Bahasa itu dinamis, tidak ada yang tetpdi dunia ini termasuk juga dengan
bahasa. Semuanya berubah, perubahan ini mencakup kosa kata bunyi bahsa, bentuk
kata, bentuk kalimat ejaan dan lain-lain.
3.
Batasan dan pengertian menyimak
menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penu perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi unbtuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
4. Tahap-tahap menyimak
-
Menyimak berkala, yang terjadi saat sang anak merasakan keterlibatan
langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
-
Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan.
- Setengah menyimak serapan, karena
sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kirang penting.
-
Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar apa yang disimak.
- Menyimak asosiatif, hanya mengingat
pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan.
- Menyimak dengan reaksi berkala
terhadap pembicara dengan membuat komentar.
-
Menyimak secara aktif untuk mendapatkan dan menemukan pikira, pendapat
dan gagasan sang pembicara.
5. Tujuan menyimak, ada empat fungsi
utama menyimak :
-
Agar dapat memberikan response yang tepat
-
Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi
-
Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif
-
Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal
Selain itu juga terdapat delapan
tujuan dalam menyimak, yaitu menyimak untuk meyankinkan, menyimak untuk
belajar, menyimakn untuk menikmati, menyimak untuk mengevaluasi, menyimak untuk
mengapresiasi, menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, menyimak untuk
membedakan bunyi-bunyi, menyimak untuk memecahkan masalah.
6. Hakikat menyimak
Ada terdapat enam hakikat dalam
menyimak yaitu sebagai sarana atau alat, sebagai keterampilan berkomunikasi,
sebagai seni, sebagai proses, sebagai response, sebagai pengalaman kreatif.
7. Suasana menyimak
- Suasana defensif, biasanya suasana
defensif atau bertahan biasanya dimanipulasikan dalam pesan-pesan lisan yang
mengandung maksud yang bersungguh-sungguh dan tersirat. Antara lain yang
bersifat evaluatif, mengawasi, strategis, netral, superior, pasti dan tentu.
- Suasana suportif, atau suasana
komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjangjustru timbul dari pesan-pesan
yang mengimplikasikan deskripsi atau pemerian. Dan keenam butir perangsang
komunikasi suportif yaitu deskripsi, orientasi permasalahan, spontanitas, empati,
ekualitas, dan prisionalisme.
8. Aneka upaya meningkatkan perilaku
menyimak, menerima keanehan pembicara, memperbaiki sikap, memperbaiki
lingkungan, jangan dulu memberikan pertimbangan, meningkatkan mutu catatan,
menentukan tujuan khusus, memanfaatkan waktu secara bijaksana, menyimak secara
rasional, berlatih menyimak materi yang sukar.
9. Faktor pemengaruh menyimak ada
delapan yaitu :
-
Faktor fisik, lingkungan fisik juga ,ungkin sekali turut bertanggung
jawab atas ketidakefektifan menyimak seseorang.
Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang
turut menentukan bagi setiap penyimak.
-
Faktor psikologis, antara lain mencakup masalah prasangka dan kurangnya
simpati terhadap pembicara dengan aneka sebab dan alasan, keegosentrisan
terhadap minat pibadi serta masalah pribadi, kepicikan yang menyebabkan
pandangan yang kurang luas. Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya
perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan. Sikap yang tidak layak terhadap
sekolah, guru, pokok pembicaraan. Sebagian atau semua faktor dapat mempengaruhi
kegiatan menyimak kea rah yang merugikan yang tidak kita ingini dan ini
mempunyai akibat yang buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para
siswa. Dengan demikian disimpulkan bahwa faktor psikologis yang positif memberi
pengaruh yang baik dan yang negative memberi pengaruh yang buruk terhadap
kegiatan menyimak.
-
Faktor pengalaman, tidak perlu diragukan lagi bahwa sikap merupakan
hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman kita senidiri. Kurangnya atau
tiadanya minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau
tidak sama sekali pengalaman dalam bidang yang disimak itu.latar belakang
pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.
- Faktor sikap, pada dasarnya
manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segalahal, yaitu sikap
menerima dan sikap menolak. Orang yang bersikap menerima pada hal-hal yang
menarik dan menguntungkan baginya; tetapi
bersikap menolak pada al-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan
baginya. Hal ini memberikan dampak yang positif dan negatif.
-
Faktor motivasi, motivasi merupakan salah satu butir penentu
keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakn sesuatau maka
dapat diharapkan orang itu kn berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya
dengan menyimak.
-
Faktor peranan dalam masyarakat, kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi
oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik maka kita ingin
sekali menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televise yang
berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran di tanah air kita maupun
luar negeri.
10.
Kebiasaan jelek dalam menyimak dapat kita lihat dari :
-
Menyimak lompat tiga
-
Menyimak “saya dapat fakta”
-
Noda ketulian emosional
-
Menyimak supersensitf
-
Menolak suatu subjek secara gegabah
-
Mengkritik cara dan gaya fisik pembicara
-
menghindari penjelasan yang sulit
-
memberi perhatian semu
-
menyerah kepada gangguan
Sumber
: Teaching and Researching Listening
Neurogial
Processes
Listening is a process involving a
continuum of active processes, which are under the control of the listener, and
passive processes, which are not.
1.1
Hearing
A suitable starting point for an
exploration of listening in language teaching and research is to consider the
physical and cognitive systems and processes that are involved.
Hearing is the primary
physiological system that allows for reception and conversion of sound waves
that surround the listener. These converted electrical pulses are transmitted
through the inner ear to the auditory cortex of the brain.
But beyond thus passive conversion
process, hearing is the sense that is often identified with our experience of
participating in events. Haering unlike our other sense, has unique
observational and monitoring characterisristics that can be equated with
perception of life’s rhytms, with the real time tempo of human interaction, and
with the feel of human contact and communication.
How then is hearing different from
listening? The terms hearing and listening are often used interchangeably, but
there are important differences between them, although both hearing and
listening involve sound perception, the difference in terms reflects a degree
of intention.
1.2
Consciousness
Consciousness is the most
fundamental concept when we consider listening to be an active process. We may
think of ordinary consciousness as unfolding when two cognitive procedures
intersect : (1) The brain encodes an outside object or event as consisting of
independent properties and (2) the brain sets up the listener as the central
agent who experiences this object or event. Consciousness is the phenomenon of
experiencing this integration.
Consciousness involves the
activation of portions of the listener’s model of the surrounding world: a
model which is necessarily self-centred. The portions of this model that are
activated which are involved in understanding the current encounter. Viewed
technically, this active portion of the model is constructed from perceptual
contact with and subjective reactions to the external event.
1.3 Attention
Attention is the focussing of
consciousness on an object or train of thought. Attention can be directed
either externally or internally. Attention is the beginning of involvement,
which is the essential differentiation between simply hearing and listening.
Attention is seen as a timed
process requiring three neurological elements: arousal, orientation and focus.
Linguistic Processing
1. Perceiving speech
2. Recognising words
3. Employing phonotactic rules
4. Applying grammatical rules
5. Managing spoken language
6. Utilising prosodic features
7. Integrating non-verbal cues
Listening development and language
acquisition
1. First language (L1) development
of perception
2. L1 contextualised input
3. Cognitive restructuring
4. L2 acquistin: the role of
listening
5. L2 listening acquisting: comprehensible
input
6. L2 listening development:
phonological and lexical processing
7. L2 listening development:
syntactic processing
8. L2 listening success or failure:
context for learning
Approaches to teaching listening
1.1 Principles of instructional
design
Some methodologist will challenge
this view, calming that language leraning is unique and requires unique
teaching methodologies. Indeed, over the past century, a number of very
specific language-teaching methodologies have emerged, including Total Physical
Response, Suggestopedia. The principles that can be derived from these theories
provide ways to achieve greater balance of the four approaches to teaching
listening we outlined: receptive, constructive, responsive and transformative.
These theories are concerned with
intentions o instruction:
1. Apitude specific instruction:
2. Cognitive flexibility
3. Coordination of teaching and
learning
4. Modes of learning
5. Positive climate for learning
6. Anchored instruction
7. Course structures
8. Spiral learning
9. Elaborative sequencing
10. Criterion referencing
Influences from second language
learning research
This section outlines some key influences
on the teaching of listening that are derived directly from language acquisting
research.
1. Affective filter hypothesis
2. Input hypothesis
3. Interaction hypothesis
4. Procedural hypothesis
5. Learning strategies and communication
strategies
6. Processability hypothesis
7. Social distance hypothesis
Instructional design
1. Intensive listening
Intensive listening refers to
listening for precise sounds, words, phrases, grammatical units and pragmatic
units. Although listening intensively is no ogten called for in everyday
situations, the ability to listen intensively whenever required is an essential
component of listening proficiency.
2. Selective listening
Selective listening tasks encourage
learners to approach genuine spoken texts by adopting a strategy of focusing of
specific information rather than trying to understand and recall everything.
Reconstruction of the spoken material based on selective listening tasks can
help students link selective listening to global listening.
3. Interactive listening
Interactive listening refers to
listening in collaborative conversation. Collaborative conversation, in which
learners interact with each other or with native speakers, is established as a
vital means of language development.
1.3
Penilaian Terhadap Buku
Perbandingan
antara Kedua Buku
Kedua buku ini membahas tentang
menyimak dan listening.dari segi bahasa Indonesia buku ini membahas tentang
menyimak. Sedangkan dari segi bahasa inggris membahas tentang listening.
Menyimak itu sama halnya dengan mendengarkan, begitu juga dengan listening sama
dengan mendengarkan. Namun dalam buku Henry Guntur Tarigan menggunakan bahasa
indonesia sedangkan buku Michael Rost menggunakan bahasa inggris.
Dalam buku Michael Rost yang
berjudul Teaching and Researching Listening ini cakupan materi yang dibahasnya
sangat luas dan mendalam. Isi dari buku ini tidak sama pembahasannya. Dalam
buku Henry Guntur Tarigan ada beberapa pengertian menyimak, tahap menyimak,
ragam jenis dalam menyimak, suasana menyimak, faktor pemengaruh menyimak, dan
bagainana cara meningkatkan daya simak. Sedangkan yang dibahas dalam buku
Michael Rost pembahasannya jauh lebih luas dibandingkan buku Henry Guntur.
Kelemahan
Buku
Pada buku Henry Guntur Tarigan,
kajian konsep kata dan kalimat yang disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca
atau tidak mudah dipahami saat dibaca.
Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya
sangat baku.
Dalam buku Henry Guntur Tarigan, Ia
menjelaskan materi secara berbelit-belit dan membuat pusing pembaca.
Bahasa dan kalimat yang digunakan
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan
dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus
lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya.
Buku Rost tidak secara mendalam
membahas tentang listening atau menyimak, kadang dia membahasnya terlalu jauh
dan bahkan berbelit-belit karena jangkauan berpikirnya sangat luas dan banyak
sekali mengambil referensi-referensi dari yang lain.
Kelebihan
Buku
Sebenarnya buku Teaching and
Researching Listening ini bagus, apalagi dilengakapi/disertai dengan sedikit
latihan.
Menurut saya buku Teaching and
Researching Listening karangan Rost ini sangat bagus sekali karena
materi-materi yang dibahas di buatnya dengan sangat lengkap dan disertai juga
dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan kata kunci di setiap
materinya yang dibahas.
Isi buku dan penjelasan dalam buku
Henry Guntur Tarigan sudah lengkap, karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia
juga membahasnya semua satu per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu
per satu dari materi tersebut.
Buku karya Michael Rost ini bisa
menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan
yang lebih baik lagi.
Sampul/cover yang digunakan pada
buku Henry Guntur Tarigan kelihatan simple tetapi tetap menarik dan sederhana.
Salah satu keunikan dari buku Henry
Guntur Tarigan ini adalah disertai juga dengan gambar ataupun diagaram yang
dapat memperjelas pembahasan dan mudah diketahui secara langsung dan singkat
tanpa membaca lagi isi kalimat-kalimat itu lagi.
Buku ini cocok digunakan untuk
mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang
menyimak dan listening. Buku ini juga bisa dijadikan sebagai dasar pengetahuan
mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan disemester berikutnya.
Perbedaan
Kedua Buku
Beda kedua buku ini adalah tampak
dari segi bahasa yang digunakan dalam membahas dan menyajikan materi dan
cakupan materi yang dibahas. Karena dalam buku Menyimak Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa materi yang dibahas berbeda cakupannya dengan apa yang
dibahas dalam buku Teaching and Researchig Listening yang lebih banyak membahas
semua secara mendalam.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap keterampilan itu erat sekali
berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan
urutan yang terakhir: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa,
kemudian berbicara, sesudah itu kita membaca, dan menulis. Menyimak dan
berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Sedangkan membaca dan menulis
dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
satu kesatuan, merupakan caturtunggal.
setiap keterampilan itu erat pula
berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa
seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,
semakin cerah dan cerdas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat
diperoleh dan di kuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih
keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
SARAN
Didalam keempat keterampilan
berbahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis yang paling sering
ataupun banyak dilakukan seseorang persenannya yang paling tinggi dan paling
banyak adalah menyimak. Hendaklah menyimak dijadikan sebagai keterampilan yang
bagus dan diadakan pelatihan juga. Agar setap orang bisa menyimak segala
sesuatunya dengan bagus sehingga tidak salah paham dan mengandung pengertian
yang salah