BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Latar belakang
Ilmu jiwa pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah
aku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku belajar-mengajar (oleh guru dan
siswa yang berinteraksi). Sedangkan belajar dapat didefinisikan “Suatu usaha
atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya.” Perubahan bagian pribadi materiil yang
kuantitatif mengalami pertumbuhan, sedangkan bagian pribadi fungsional yang
kualitatif mengalami perkembangan.
Agar pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembanganpeserta didik lebih
mendalam, ada baiknya kita mempelajari psikologi pendidikan. Tentu bukan hanya
belajar di bangku kuliah. Sebab apa yang kita pelajari di perkuliahan cenderung
berupa teori. Sehingga untuk lebih memperdalam pemahaman serta untuk membangun
pola pikir kritis mahasiswa, maka membaca buku psikologi pendidikan adalah solusinya.
Terlepas dari kesempurnaan sebuah buku, sebagai pembaca tentunya penulis
memiliki tanggapan tersendiri untuk materi-materi tertentu. Dalam hal ini,
tanggapan adalah apa yang muncul di kepala penulis saat membaca buku ini.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam kritikal ini adalah:
• Memperdalam pengetahuan tentang
psikologi pendidikan.
• Membangun pola pikir kritis
mahasiswa.
• Memenuhi tugas Psikologi
Pendidikan.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari kritikal buku ini adalah sebagai referensi untuk para
pembaca dan penulis.
Baca Juga Postingan Lain Dari Blog Ini !!
Kumpulan Critical Book Report [Tersedia >50 Jenis CBR]
Critical Journal Report [Tersedia > 40 Jenis]
Contoh Laporan Mini Riset [Tersedia >25 Jenis]
Kumpulan Makalah Berbagai Jenis Tema [Tersedia >100 Jenis]
BAB II
ISI BUKU
A. Identitas
Buku
Judul buku :
Psikologi Pendidikan
Pengarang : prof. Dr. H. Djaali
Penerbit : PT Bumi Aksara
Tahun terbit : 2014
Halaman buku : 138 halaman
ISBN : (13) 978-979-010-002-2
Buku ini terdiri dari 6 Bab, dimana masing-masing Bab membahas hal yang
berbeda. Adapun isi dalam tiap Bab dalam buku ini adalah:
Bab 1 : Kepribadian dalam
pendidikan
Bab 2 : Pertumbuhan dan
perkembangan manusia
Bab 3 : Emosi,
perkembangan sosial dan pembentukan karakter
Bab 4 : Teori kognitif
Bab 5 : Psikologi
behavioristik
Bab 6 : Faktor-faktoryang
mempengaruhi belajar
Buku Pembanding
Judul buku :
Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs. H. Mustaqim
Penerbit : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Belajar
Tahun terbit : 2001
Halaman buku : 197 halaman
ISBN : 979-9483-26-3
Buku ini terdiri dari 6 Bab, dimana masing-masing Bab membahas hal yang
berbeda. Adapun isi dalam tiap Bab dalam buku ini adalah:
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Pertumbuhan dan
perkembangan
Bab 3 : Belajar
Bab 4 : Prinsip-prinsip
mengajar
Bab 5 : Potensi-potensi
peserta didik
Bab 6 : Evaluasi
pendidikan
B. Ringkasan
Buku
BAB 1 KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN
Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yakni aspek
kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality). Ilmu tentang
kepribadian cakupannya sangat luas, yang pada perkembangannya teori ini sudah
sangat maju dalam pengenalan lebih luas tentang kepribadian manusia.
Kepribadian sangat perlu diketahui dan dipelajari karena kepribadian sangat
berkaitan erat dengan pola penerimaan lingkungan social terhadap seseorang.
Jika terdapat kesesuaian antara kepribadian yang dimiliki dengan lingungan
social, akan terjadi keseimbangan diantara keduanya, sebaliknya jika terjadi
ketidaksesuaian ai antara keduanya, maka akan timbul akibat yaitu orang
tersebut akan mencari lingkungan social yang sesuai atau akan mengadakan
penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya.
A. PENGERTIAN
UMUM
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti
topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Sumber lain melihat,
pribadi adalah akar structural dari kepribadian, sedangkan kepribadian adalah
pola perilau seseorang di dalam dunia. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa
pribadi adalah “aku yang sejati” dan kepribadian merupakan “penampakan sang
aku” dalam bentuk perilaku tertentu. G.W.Allport mengatakan bahwa pribadi
adalah organisasi (susunan) dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu
yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan. Sejalan dengan
pengertian tersebut, Bruce Perry menemukan bukti bahwa perilaku buruk juga
disebabkan oleh perubahan struktur dan kerja pada otak. Sebagai organisasi yang
dinamis, artinya kepribadian itu dapat berubah-ubah dan antarberbagai komponen
kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai,
keyakinan, emosi, perasaan, dan motif) memiliki hubungan yang erat. Kita dapat
melihat bahwa kepribadian memiliki arti yang sangat khas dan kompleks, karena
mengacu kepada suatu proses yang dapat dilakukan manusia sejak kecil hingga
dewasa. Kepribadian manusia merupakan gabungan dari berbagai sifat dan konsep
diri orang.
B. KELOMPOK
TEORI KEPRIBADIAN
Beberapa tipe kepribadian akan dikemukakan berikut ini, dibatasi oleh
pendapat yang dianggap cukup banyak diperbincangkan oleh para ahli:
1. Type Theory
Tokohnya adalah Galen, Ernest Kretschmer, William Sheldon.
1. Sanguine dengan kekuatan
pengaruh zat darah, dicirikan dengan orang aktif, giat, dan atletis
2. Choleric dengan kekuatan
pengaruh zat empedu kuning dicirikan dengan temperamen suka marah
3. Melankolik dengan kekuatan
pengaruh zatempedu hitam dicirikan dengan mudah depresi atau sedih
4. Plegmatik dengan kekuatan
pengaruh cairan lender dengan cepat lelah dan malas
2. Trait Theory
Tokohnya adalah Gordon Allport dan R.B.Cattell.
1. Common versus unique, artinya
terdapat sifat-sifat umum yang dimiliki oleh semua orang dan orang yang
memiliki sifat khusus dan tidak dimiliki orang lain
2. Surface versus source, artinya
suatu sifat ada yang dengan mudah dapat dilihat dan ada yang harus dilakukan
lebih jauh baru dapat kelihatan
3. Constitutional versus
environmental mold, yaitu sifat yang tergantung pada pembawaan (constitutional)
dan yang tergantung pada lingkungan
4. Dynamic versus ability and
temperament, dynamic, artinya sifat yang mendorong seseorang untuk mencapai
tujuan dan sifat yang menetukan kemampuan untuk mencapai tujuan dan temperamen
adalah aspek-aspek emosional yang mengarahkan kepada aktivitas.
3. Psychoanalysis Theory
Tokohnya adalah Sigmun Freud yang mengatakan bahwa kepribadian manusia
adalah pertarungan antara id, ego, dan super ego. Freud mengemukakan bahwa
kepribadian manusia dipengaruhi oleh tingkatan psychosexual yang dibagi dalam
tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Oral stage: umur 0-1/2 tahun
dicirikan dengan kesenangan pada bagian mulut dan bibir seperti ngemut,
menggigit, dan menelan
2. Anal stage: umur 1,5-3 tahun
dicirikan dengan sering mempermainkan sesuatu yang keluar dari analnya.
3. Phallic stage: umur 3-6 tahun
sangat tertarik pada bagian-bagian vitalnya.
4. Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Teori ini melihat manusia
sebagai pribadi unik dan sangat individual sifatnya, artinya kepribadian
seseorang dalam perkembangannya, sangat dipengaruhi oleh faktorlingkungannya, dalam
hal ini orangtua dan orang tang menjadi panutannya.
C. TOKOH
KEPRIBADIAN
1. Larry A.Hjelle dan Daniel
J.Ziegler
Teori-teori kepribadian dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori
yaitu sebagai berikut:
a. Psikoanalis: yang menggambarkan
bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri dan konflik batiniah,
b. Prospetif dari kepribadian
psikologi dari behaviorisme: memandang manusia lebih lunak dan mudah dibentuk,
dan korban yang pasif dari kekuatan-kekuatan di dalam lingkungan
c. Humanic psychology: yang
merupakan perspektif terbaru dalam kepribadian manusia yang mempersembahkan
suatu gambaran yang sangat berbeda tentang manusia yang satu dengan yang lain
2. Ericson
Tahapan Usia (dalam tahun) Karakteristik
Sukses >< Gagal
Bayi awal 0-1 Percaya >< tidak percaya
Bayi lanjut 1-3 Otonomi >< malu dan ragu-ragu
Anak-anak awal 4-5 Inisiatif >< merasa bersalah
Anak-anak pertengahan 6-11 Ketekunan >< rasa rendah diri
Masa puber 12-20 Membuktikan kemampuan >< kekacauan
peran
Dewasa awal 20-30 Kekariban >< pengasingan
Dewasa pertengahan 30-65 Menyamaratakan >< tidak aktif
Dewasa lanjut Diatas 65 Menggabungkan >< putus asa
3. Algyris
Chris Algyris meyakini bahwa orang yang sehat mencoba mendapatkan atau
menuntut situasi yang menawarkan otonomi, perlakuan yang sama, dan kesempatan
untuk menonjolkan kemampuannya dalam masalah yang rumit. Kesempatan itu
cenderung bergerak dari ketidakmatangan menuju kematangan dari :
a. Keadaan pasif ke pengembangan
aktif;
b. Ketergantungan ke kemandirian;
c. Sejumlah rata-rata berkelakuan
baik ke alternative pilihan yang jelas;
d. Minat yang dangkal atau
sederhana ke minat yang penting atau bermanfaat;
e. Perspektif waktu yang singkat
ke perspektif waktu yang lebih leluasa;
f. Posisi subordinasi ke cara
memandang dirinya sebagai superordinat;
g. Miskinnya kesadaran terhadap
dirinya ke kesadaran tentang dirinya.
4. Sheehy
Perkembangan orang dewasa ditempuh melalui lima tahap krisis sebagai
berikut:
a. Periode pulling up roots
b. The trying twenties
c. The cath thirties
d. The deadline decade
e. Renewal or regisnation
5. Sheldon
Menurut Sheldon, manusia dilihat dari segi morphology dapat dibedakan
menjadi hal-hal berikut:
a. Endomorph, dengan ciri-ciri
gemuk, suka makan, lamban bereaksi, dan suka berteman
b. Mesomorph, dengan ciri-ciri
atletis, agresif, dan suka hal-hal yang menantang
c. Ectomorph, dengan ciri-ciri
kurus, cepat dalam bereaksi, dan suka hal-hal yang bersifat privacy.
6. Carl Gustav Jung
Menurut Carl Gustav Jung, kepribadian dalam individu dapat dibedakan
antara dua sisi yang introvert serta extrovert. Pada diri individu yang
introvert umumnya memiliki sifat-sifat cenderung menarik diri, suka bekerja
sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam mengambil keputusan, dan
cenderung tertutup secara social. Individu yang extrovert, pada umumnya
memiliki ciri-ciri suka berpandangan atau berorientasi keluar, bebas dan
terbuka secara social, berinat terhadap keanekaan, sigap dan tidak sabar dalam
menghadapi pekerjaan yang lamban, dan suka bekerja kelompok.
7. Eric Berne
Eric Berne memperkenalkan suatu metode untuk menganalisis kepribadian
sesseorang dengan melihat tigkah laku mereka yang dominan pada suatu saat, dan
bila ini menjadi kebiasaan yang terus-menerus dapat dikatakan manusia memiliki
kecenderungan tipe kepribadian tertentu. Dalam cara berpikir dan berperilaku,
dalam oerasaan dan cara menghadapi kenyataan hidup ternyata terdapat beberapa
corak yang berbeda, sehingga didapat konsep ego state yang menampakkan
kepribadian seseorang. Berne membedakan ego state manusia dalam tiga tipe
kepribadian yang berbeda, yakni kanak-kanak (child), orangtua (parents), dan
dewasa (adults).
D. FAKTOR
PENENTU PERUBAHAN KEPRIBADIAN
Perubahan dalam kepribadian tidak terjadi secara spontan, tetapi
merupakan hasil dari pematangan, pengalaman, tekanan dari lingkungan social
budaya, dan faktor-faktor dari individu.
1. Pengalaman awal
2. Pengaruh budaya
3. Kondisi fisik
4. Daya tarik
5. Inteligensi
6. Emosi
7. Nama
8. Keberhasilan dan kegagalan
9. Penerimaan social
10. Pengaruh keluarga
11. Perubahan fisik
BAB II PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN MANUSIA
Konsep pertumbuhan dan perkembangan menjadi sumber penting untuk
menjelaskan aspek psikologi pembelajaran.Untuk itu dalam bab ini duraikan
terlebih dahulu tentang konsep pertumbuhan baik secara pribadi,kelompok,maupun
sebagai pribadi yang kompleks.Uraian
berikutnya adalah tentang konsep perkembangan yangmeliputi bagaimana
prinsip dan hukum-hukum perkembangan dan konsep yang lebih penting lagi dalam
konteks pendidikan adalah tahap perkembangan pribadi manusia,serta secara
mendalam diuraikan tentang tugas perkembangan itu sendiri.Dalam konteks inilah
dikaji tentang peran teori perkembangan dalam pendidikan anak dari masa kecil
sampai dengan dewasa.Setelah mengetahui konsep pertumbuhan dan perkembangan
manusia dalam pendidikan,maka diperlukan aksentuasi proses dalam berpendidikan.
Bentuk aksentuasi tersebut antara lain dalam hal emosi,perkembangan interaksi
soaial,dan pembentukan karakter sebagai manusia.
BAB III EMOSI, PERKEMBANGAN SOSIAL
DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
1. Pengertian
Emosi
Menurut Kaplan dan Saddock,emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks
yang mengandung komponen kejiwaan,badan,dan perilaku yang berkaitan dengan
affect dan mood.Affect merupakan eksperesi sebagai tampak oleh orang lain dan
affect dapat bervariasi sebagai respon terhadap perubahan emosi,sedangkan mood
adalah suatu perasaan yang meluas,meresapa dan terus-menerus yang secara
subjektif dialami dan dikatakan oleh indidvidu dan juga dilihat oleh orang
lain.
2. Timbulnya
Emosi
a) Rangsangan yang menimbulkan
Emosi
Intesitas dan lamanya respon emosional sangat ditentukan oleh kondisi
fisik dan mental dari indidvidu itu sendiri,juga faktor lain yang sangat
menentukan adalah stimulus itu sendiri.dapat dikatakan bahwa emosi akan
berlangsung terus selama stimulusnya ada dan yang menyertainya masih aktif.
b) Perubahan Fisik dan Fisiologis
Jenis perubahan secara fisik dapat dengan mudah kita amati pada diri
seseorang selama tingkah lakunya dipengaruhi emosi,misalnya dalam keadaan
marah,cemburu,bingung dan lain-lain.Adapun secara fisiologis perubahan yang
terjadi tidak tampak dari luar,biasanya dapat diketahui melalui pemeriksaan
atau tes diagosis dari para ahli ilmu jiwa.
3. Perkembangan
Emosional Selama Pertumbuhan
a. Selama Masa Awal
Menurut Bridges,emosi anak akan berkembang melalui pengalaman,sekalipun
masih dangkal dan berubah-ubah.Ketika emosi bayi diungkapkan dalam bentuk
amarah dan takut dengan menangis atau gemetar
b. Fase Selanjutnya
Perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakin lama semakin halus
dalam mengekspresikan sampai masa remaja.Peralihan ekspresi emosi yang tadinya
kasar,karena terpengaruh latihan dan kontrol,berangsur-angsur tingkah laku
emosionalnya berubah.
c. Perkembangan Akhir
Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan untuk menyesuaikan tingkah
lakunya sehubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya.Semakin dewasa,ia akan
semakin dapat mengungkapkan dengan jelas emosinya.
4. Jenis
Emosi Khas dan Cara Mengontrol
a. Takut
Rasa takut pada permulaan masa anak-anak itu berpengaruh kuat pada
perkembangan kepribadian individu.akan tetapi,setelah anak tumbuh dewasa ia
dapat menekan secara bertahap rasa takutnya .Rasa takut juga dapat berguna
sebagai tindakan preventif agar risisko atau kerusakan dapat dihindari.
b. Marah
Nilai marah adalah beberapa nilai atau manfaat yang diberikan oleh rasa
marah,karena kemarahan dapat digunakan sebagai serangan balik dalam usahanya
mengatasi rasa takut.Dengan menggunakan kemarahannya seseorang dapat dikejutkan
dan dibangkitkan dari kemalasannya.Kontrol atas kemarahannnya dilakukan dengan
cara mengalihka stimulus sumber kemarahan.
c. Afeksi
Ternyata
selama perkembangan menuju dewasa,rasa kasih sayang dari orang lain untuk
mendatangkan rasa aman tetap dibutuhkan.Dengan demikian,sadarlah dia bahwa
kehadirannya memang disukai atau diinginkan.
d. Simpati
Kemampuan menyatakan simpati ini tidak datang secara almiah,tetapi
memerluka proses latihan yang lama alam kesadaran sosial.Semakin sama
pengalaman seorang simpatisan terhadap orang yang disimpatikan,maka akan
semakin perasaan yang lebih jelas.
5. Fungsi
Emosi dalam Kehidupan
a. Pengaruh Emosi pada Tingkah
Laku
Tekanan emosional juga seringkali disebabkan oleh apa yang dikerjakan
tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minatnya.
b. Kematangan Emosional
Sikap adalah keadaan dimana selalu ada kesiapan untuk bertindak.sikap
merupakan hasil akumulasi dari pengalaman yang mempengarhi kehidupandalam
kegiatan langsung.
BAB IV TEORI KOGNITIF
A. PENDAHULUAN
Psikologi kognitif mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-19, yaitu
dengan lahirnya teori belajar gestalt, dan salah satu tokoh psikologi gestalt
adalah Mex Werteimer, dimana meneliti pengamatan dan problem solving.kemudian
dilanjutkan oleh Kurt Kaffka yang mencoba untuk menguraikan secara teperinci
hukum-hukum pengamatan.Tokoh yang lain adalah Wolfgang Kohler yang meneliti
tentang insight pada simpanse. Hasil penelitian tokoh tersebut telah
memunculkan ‘psikologi gestalt’’ yang mengutamakan pembahasan pada masalah
konfigurasi struktur, dan pemetaan dalam pengalaman.
B. INTELIGENSIA
Perkataan inteligensi berasal dari
kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Menurut Stern, inteligensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru
dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Menurut Piaget,
inteligensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat
perkembangan khusus.
Jalur belajar kegiatan kognitif dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Fase motivasi:anak sadar akan
tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri.
2) Fase konsentrasi:anak khusus
memperhatikan unsur yang relevan,sehingga terbentuk pola perseptual tertentu.
3) Fase mengolah: anak menahan
informasi dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
4) Fase menyimpan: anak menyimpan
informasi yang telah diolah ke dalam ingatan.
5) Fase menggali 1:anak menggali
informasi yang tersimpan dalam ingatan yang tersimpan dalam ingatan mereka dan
memasukkan kembali ke dalam working memory.
6) Fase menggali 2: anak menggali
informasi yang tersimpan dalam ingatan mereka dan mempersiapkan sebagai masukan
bagi fase prestasi.
7) Fase prestasi: informasi yang
telah disimpan digali kembali untuk memberikan prestasi mereka.
8) Fase umpan balik: anak mendapat
konfirmasi sejauh prestasinya.
C. PERKEMBANGAN
INTELIGENSI
Fase-fase jalur belajar
pengaturan kegiatan kognitif adalah sebagai berikut.
1. Fase motivasi: untuk mendapat
motivasi siswa harus memeras otaknya sendiri.
2. Fase konsentrasi: anak harus
mengamati dengan cermat,jika penyelesaian masalah memerlukan pengamatan.
3. Fase pengolahan: anak harus
menggali dari ingatannya terhadap siasat yang pernah digunakan untuk mengatasi
hal serupa, yang cocok untuk suatu problem.
4. Fase umpan balik:konfirmasi
tepat dan tidaknya penyelesaian yang di tempuh.
a. Tahap Sensorik-Motorik
Selama tahap sensorik-motorik (0-2 tahun), bayi mulai menakpilkan
perilaku reflektif, dengan melibatkan perilaku yang inteligen. Dengan demikian,
kematangan seseorang terjadi dari interaksi sosial dengan lingkungan (asimilasi
dan akomodasi).perilaku sensorik-motorik menjadi tambah berbeda,sehingga
konstruksi dan perilaku progresif termasuk dalam kategori perilaku
intensional.Bayi berkembang means-end,perilaku pemecahan masalah.
b. Tahap Berpikir Praoperasional
Selama tahap praoperasional (2-7 tahun), perilaku intelektual bergerak
dari tingkat sensorik-motorik menuju ke tingkat konseptual.pada tahap ini
terjadi perkembangan yang cepat dari keterampilan representasional termasuk
didalamnya kemakpuan berbahasa, yang menyertai perkembangan konseptual secara
cepat dari proses ini.
c. Tahap Berpikir Operasional
Konkret
Tahap operasional konkret anak (7-11 tahun) berkembang dengan menggunakan
berpikir logis. Anak-anak dapat memecahkan masalah konservasi dengan maslah
yang konkret.
d. Tahap Berpikir Operasional
Formal
Selama tahap operasional formal (11-15 tahun), struktur kognitif menjadi
matang secara kualitas, anak mulai dapat menerapkan operasi secara konkret
untuk semua masalah yang dihadapi di dalam kelas. Anak dapat menerapkan
berpikir dari masalah hipotesis yang berkaitan dengan masa yang akan datang.
Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, dapat digunakan tes IQ
(Intelligence Quotient) misalnya dari Binet Simon. Dari hasil Binet Simon,
dibuatlah penggolongan inteligensi sebagai berikut:
1) Genius > 140;
2) Gifted >130;
3) Superior >120;
4) Normal 90-110;
5) Debil 60-79;
6) Imbesil 40-55;
7) Idiot >30.
D. BEBERAPA
TEORI INTELIGENSI
A. Teori Faktor (Charles Spearman)
Teori faktor berusaha mendeskripsikan struktur inteligensi, yaitu terdiri
atas dua faktor utama, yakni’’g’’(general) yang mencakup semua kegiatan
intelektual yang dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai derajat tertentu,dan
faktor’’s’’(specific) yang mencakup berbagai faktor khusus yang relevan dengan
tugas tertentu.
B. Teori Struktur Inteligensi (Guilford)
Menurut Guilford struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150
kemampuan dan memiliki tiga parameter, yaitu operasi,produk, dan konten.
C. Teori Multiple Intelligence (Gardner)
Menurut
Gardner, inteligensi manusia mamiliki tujuh dimensi semiotonom, yaitu
linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kisnestik fisik, sosial
interpersonal, dan intrapersonal.
D. Teori Uni Factor (Wilhelm Stern)
Menurut teori ini, inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan
umum.Oleh karena itu, cara kerja inteligensi juga bersifat umum.
E. Teori Multifaktor (E.L. Thorndike)
Menurut teori ini inteligensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara
stimulus dengan respons.
F. Teori Primary Mental
Ability (Thurstone)
Teori mencoba menjelaskan tentang organisasi inteligensi yang
abstrak,dengan membagi inteligensi menjadi kemampuan primer, yang terdiri atas
kemampuan numerical/matematis, verbal atau bebahasa, abstraksi, berupa
visualisasi atau berpikir, membuat keputusan, induktif maupun deduktif,
mengenal atau mengamati, dan mengingat.
G. Teori sampling (Godfrey H.Thomsom)
Menurut teori ini, inteligensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia
berisikan berbagai bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh pikiran
manusia.
H. Entity Theory
Menurut teori ini, inteligensi atau kecerdasan adalah kesatuan yang tetap
dan tidak berubah-ubah.
I. Incremental Theory
Menurut teori ini, seseorang dapat meningkatkan inteligensi/kecerdasannya
melalui belajar.
E. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI INTELIGENSI
Faktor yang mempengaruhi inteligensi antara lain sebagai berikut.
1) Faktor pembawaan, dimana faktor
ini di tentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
2) Faktor minat dan pembawaan yang
khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu.
3) Faktor pembentukan, di masa pembentukan adalah segala keadaan di luar
diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
4) Faktor kematangan, di mana tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5) Faktor kebebasan, yang berarti
manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
F. TEORI
BELAJAR KOGNITIF
1. Cognitive
Field (Kurt Lewin)
Teori belajar cognitive field menitikberatkan perhatian pada kepribadian
dan psikologi sosial,karena pada hakikatnya masing-masing individu berada di
dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang di sebut life
space.Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil pertemuan dari dua kekuatan.
2. Cognitive
Development (Piaget)
Perkembangan intelektual adalah kualitatif, bukan kuantitatif.Inteligensi
itu terdiri atas tiga aspek, yaitu:
1) Struktur atau scheme ialah pola
tingkah laku yang dapat diulang;
2) Isi atau content ialah pola
tingkah laku spesifik, ketika seseorang menghadapi suatu masalah;
3) Fungsi atau function adalah
yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan intelektual.
3. Teori
Benyamin S.Bloom
Sebuah metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah
yang lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan enam tahap sebagai berikut.
1) Pengetahuan (knowledge) ialah
kemampuan untuk menghafal, mengingat, atau mengulang informasi yang pernah di
berikan.
2) Pemahaman (comprehension) ialah
kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan
bahasa sendiri.
3) Aplikasi (application) ialah
kemampuan menggunakan informasi, teori, dan aturan pada situasi baru.
4) Analisis (analysis) ialah
kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian –bagian serta
hubungannya.
5) Sintesis (synthesis) ialah kemampuan
mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk satu pola pemikiran yang baru.
6) Evaluasi (evaluation) ialah
kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
BAB 5 PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
A. PENDAHULUAN
Perilaku atau behavior dari peserta didik dan pendidik merupakan massalah
penting dalam psikologi pendidikan. Perilaku sebelum menguasai atau memahami
merupakan objek pengamatan dari kelompok behavioris. Salah satu fungsi
psikologi pendidikan adalah dasar perilaku manusia.
B. ALIRAN
PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
Psikologi behavioristik merupakan salah satu dari tiga aliran psikologi
pendidikan yang tumbuh dan berkembang secara beruntun dai period eke periode.
Dalam perkembangan aliran psikologi tersebut bermunculan teori belajar, yang secara
garis besar dikelompokkan pada dua teori belajar, yang secara garis besar
dikelompokkan pada dua teori belajar, yaitu teori belajar conditioning dan
teori belajar connectionism.
C. TEORI
BELAJAR CONDITIONING
1. Teori
classical conditioning
a. Ivan Pavlov
Pavlov berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran
atau penguatan dari lingkungan. Guru yang menganut pandangan ini bahwa masa
lalu dan pada masa sekarang dan segenap tingkah laku merupakan reaksi terhadap
lingkungan mereka merupakan hasil belajar.
b. John B.Watson
Watson berpendapat bahwa belajar merupakan proses terjadi refleks atau
respons bersyarat melalui stimulus pengganti. Menurut teori conditioning,
belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat
yang kemudian menimbulkan reaksi.
c. Teori Conditioning (Guthrie)
Teori ini mengemukakan bagaimana cara atau metode untuk mengubah
kebiasaan yang kurang baik berdasarkan teoi conditioning ini. Tingkah laku
manusia secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan tingkah laku yang
terdiri atas unit-unit.
2. Teori
operant conditioning (Skinner)
Teori operant conditioning dari Skinner penganut behaviorisme yang
dianggap controversial, dengan teori pembiasaan perilaku responnya, merupakan
teori belajar yang paling mudah dan masih sangat bepengaruh di kalangan
psikologi belajar masa kini. Di dalam karyanya, tingkah laku terbentuk oleh
konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri. Skinner membedakan
dua macam respons, yaitu respondent response dan operant response.
3. Teori
Systematic (Clark C. Hull)
Teori ini menggunakan prinsip-prinsip yang miripdengan yang dikemukakan
behavioris lainnya, yaitu dasar stimulus respons dan adanya reinforcement.
Teori ini juga dalam usahanya mengembangkan teori belajar. Dalam hal ini
efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan keuasan
motif yang menyebabkan timbulnya usah belajar oleh respons yang dibuat individu
itu.
4. Teori
belajar connectionism (Thorndike)
Menurut teori ini, proses belajar melalui proses trial and error
(mencoba-coba dan megalami kegagalan), dan law of effect: merupakan segala
tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan
tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.
5. Teori
Bandura
Menurut A. Bandura, belajar itu lebih dari sekedar perubahan perilaku.
Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan perilaku yang didasari oleh
pengetahuannya tersebut (teori kognitif social). Prinsip belajar menurut
Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.
6. Classical
Conditioning
7. Teori
Conditioning
8. Operant
conditioning
9. Teori
systematic behavior
10. Teori connectism
D. FAKTOR
DARI DALAM DIRI
1. Kesehatan
2. Inteligensi
3. Minat dan motivasi
4. Cara belajar
E. FAKTOR
DARI LUAR DIRI
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat
4. Lingkungan sekitar
BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BELAJAR
A. MOTIVASI
Motivasi adalah kondisi fisiologis
dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi berprestasi
dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas sebaik-baknya
berdasarkan standar keunggulan.
1. Motivasi Berprestasi
Dalam perjalanan hidupnya, tiap orang akan banyak mengalami peristiwa,
dimana harapannya tidak selamanya terpenuhi. Hal ini mengakibatkan adanya
berbagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, dan oleh karena itu dalam
diri seseorang akan terdapat berbagai primary affect yang merupakan sumber berbagai
motif. Ia juga akan banyak mengalami peristiwa, dimana berbagai isyarat
menyertai berbagai situasi afeksi dalam dirinya. Ini berarti, dalam proses
perkembangannya ia mempelajari (dan demikian akan memperoleh) berbagai motif.
2. Pengertian Achievment
Suatu prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan
(expectation). Harapan seseorang terbentuk melalui belajar dalam lingkungannya.
Oleh karena itulah motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk
mengerjakan tugas sebaik-baiknya yang mengacu kepada standar keunggulan.
3. Karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Menyukai situasi atau tugas
yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar
untung-untungan, nasib, atau kebetulan.
2. Memilih tujuan yang realistis
tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar
resikonya
3. Mencari situasi atau pekerjaan
dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik
atau tidaknya hasil pekerjaannya
4. Senang bekerja sendiri dan
bersaing untuk mengungguli orang lain
5. Mampu menangguhkan pemuasan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik
6. Tidak tergugah untuk sekadar
mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila
hal-hal tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
4. Motivasi berprestasi dan prestasi belajar
Siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi
yang akademis apabila:
1. Rasa takutnya akan kegagalan
lebih rendah daripada keinginannya untuk berhasil;
2. Tugas-tugas di dalam kelas
cukup member tantangan, tidak perlumudah tetapi juga tidak terlalu sukar,
sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.
5. Penerapan di bidang administrasi pendidikan
a. Motivasi berkarier
Orang-orang yang motivasi berkariernya baik dtandai dengan:
1. Menyukai situasi kerja yang
menuntut tanggung jaawab pribadi, sebagai tantangan untuk maju;
2. Memilih tujuan yang realistis
sebagai upaya untuk mengembangkan karier;
3. Cekatan dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan mengharapkan cepat memperoleh umpan balik;
4. Senang bekerja sendiri dan
bersaing untuk menunjukkan kemajuan prestasinya.
b. Motivasi pelayanan
Seseorang yang motivasi pelayanannya baik memiliki tanda-tanda:
1. Menyukai kesungguhan dalam
bentuk gairah untuk melayani konsumen;
2. Senang menciptakan cara-cara
baru dan menarik untuk meningkatkan layanan;
3. Memiliki sikap proaktif, yaitu
mengambil inisiatif yang tepat;
4. Menyambut hangat para
konsumendengan keyakinan bahwa pelayanan mampu menemukan penyelesaian (yang
positif);
5. Tidak hanya menunaikan
pekerjaan saja, tetapi juga melibatkan rasa cita dan bangga serta memberikan
pengalaman positif kepada konsumen.
c. Motivasi kerja
Seorang yang motivasi bekerjanya tinggi ditandai dengan:
1. Menyukai tugas kantor yang
menuntut tanggung jawab pribadi;
2. Mencari situasi dimana pekerja
memperoleh umpan balik dengan segera baik dari pimpinan maupun teman sejawat;
3. Senang bekerja sendiri,
sehingga kemampuan diri dapat dikedepankan;
4. Senang bersaing mengungguli
prestasi bekerja orang lain;
5. Memiliki kemampuan menangguhkan
pemuaan keinginan demi pekerjan;
6. Tidak tergugah sekadar
mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya.
B. SIKAP
1. Pengertian sikap dan belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk betindak berkenaan dengan objek
tertentu. Sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup. Adapun
belajar menunjuk kepada suatu cabang belajar yaitu belajar dalam arti sempit,
khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar menurut Morgan dkk.
merupakan setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan atau pengalaman.
2. Konsep sikap belajar
Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang
tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Siakp belajar penting
didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses belajar mengajar.
Sikap belajar siswa akan berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak
senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal
tersebut.
3. Peranan sikap belajar
Sikap belajar ikut berperan dalam menemukan aktivitas belajar siswa.
Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh
karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswayang sikap belajarnya positif
akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih
baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negative.
4. Penerapan di bidang administrasi pendidikan
Di sini akan diberikan tiga contoh variabel bidang administrasi
pendidikan yang berkaitan dengan konsep/variabel sikap, yaitu:
1. Sikap social di lingkungan
kerja,
2. Sikap guru terhadap
kebijaksanaan awal “kepala sekolah baru”, dan
3. Sikap kerja.
C. MINAT
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh keudian.
D. KEBIASAAN
BELAJAR
1. Pengertian
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap
pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,
dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
2. Peranan kebiasaan belajar dalam
kegiatan belajar
Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam
belajar. Yang paling penting, siswa mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari,
sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.
3. Peranan di bidang administrasi
pendidikan
Kebiasaan kerja seseorang ditandai dengan kecenderungan perilaku yang:
1. Peduli kepada kosumen,
pelanggan, teman, atau teman sejawat,
2. Selain member perhatian yang
cermat terhadap konstituensi, konsumen, pelanggan, atau teman sejawat, dan
3. Menunjukkan komitmen tinggi
E. KONSEP
DIRI
1. Pengertian
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang
menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan
perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang
lain. Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu:
1. Kemampuan
2. Perasaan mempunyai arti bagi
orang lain
3. Kebajikan
4. Kekuatan
2. Penerapannya di bidang
administrasi pendidikan
Konsep diri dari mahasiswa yang baik-baik ditandai oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Pandangan mahasiswa terhadap
kemaampuan sendiri dihubungkan dengan tujuan sebagai manajer pendidikan
2. Perasaan mahasiswa tentang
kebermaknaan dirinya dan kaitannya dengan calon manajer pendidikan
3. Pandangan mahasiswa terhadap
kebajikan yang ada dalam dirinya
4. Pandangan mahasiswa terhadap
kekuatan yang dihubungkan dengan proses persiapan menjadi manajer pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan
Buku
1. Untuk setiap materi dalam bab
dijelaskan secara mendetail dan penjelasannya hanya mencakup materi yang
terdapat dalam sub bab sehingga para pembaca tidak perlu mencari arti dari
penjelasan materi karena dalam bukunya sudah lengkap dipaparkan.
2. Pemaparan materi dalam buku ini
memuat referensi yang banyak sehingga dapat meyakinkan pembaca kalau buku ini
sudah merupakan revisi dari buku-buku yang disebutkan.
3. Dalam buku ini lebih mengacu ke
pemikiran para pembaca bagaimana para pembaca memandang situasi yang terjadi
dan bagaimana cara pembaca mengatasi hal-hal tersebut.
4. Buku ini masih dapat digunakan
atau masih dapat dikatakan mutakhir karena tahun terbit buku yang masih 3 tahun
silam.
B. Kekurangan
Buku
1. Dalam buku ini tidak
dipaparkannya pendahuluan atau pengantar psikologi pendidikan tersebut.
2. Dalam buku ini tidak dipaparkan
rangkuman yang lengkap dari bab yang sudah dibahas sehingga pembaca tidak dapat
mengingat kembali materi yang sudah dibaca dan tentu pembaca akan kurang
mengerti mengenai materinya.
3. Dalam buku terdapat kesalahan
peletakan tanda baca dan juga memakai bahasa yang diulang-ulang yang seharusnya
tidak perlu penambahan kata lagi dalam kalimat tersebut.
4. Tidak adanya test psikologi
dalam buku utama seperti dalam buku pembanding yang mana dapat menarik minat
pembaca untuk membaca bukunya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku karangan Prof. Dr. H. Djaali ini memuat materi yang cukup jelas dan
dapat menjadi referensi juga untuk para mahasiswa dan juga pembaca kalangan
umum. Materi yang dipaparkan juga dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca
karena bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti dan kita dapat mengetahui
hal-hal yang kemungkinan terjadi dalam dunia keseharian kita sehingga kita
diajak untuk memahami masalah-masalah yang mungkin terjadi. Dan juga materi
dalam buku ini dapat jadi modal pengetahuan untuk para calon pendidik bagaimana
mengetahui perkembangan pendidik dan cara menghadapi peserta didik.
B. Saran
Untuk lebih memperjelas pemahaman, disarankan agar pembaca juga mencari
referensi yang lain agar pemahaman pembaca mengenai psikologi pendidikan
sebagai pengetahuan mengenai peserta didik dan tenaga pendidik tersebut dan
juga masalah-masalah yang mungkin terjadidalam dunia pendidikan dan bagaimana
usaha untuk menanggulanginya.