BAB
1
Pendahuluan
Anak adalah tumpuan dan harapan
orang tua. Anak jugalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib
dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya
kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat
bahwa anak perlu dilindungi. Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan
keluarga, lingkungan maupun masyarakat dewasa ini.
Pasal 28b ayat 2 menyatakan bahwa
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminas”. Namun apakah pasal
tersebut sudah dilaksanakan dengan benar? Seperti yang kita tahu bahwa
Indonesia masih jauh dari kondisi yang disebutkan dalam pasal tersebut.
Berbagai jenis kekerasan diterima
oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan
seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang
memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman
sepermainannya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya
menolak pergi ke sekolah setelah tubuhnya dihajar ole gurunya sendiri.
Kondisi ini amatlah memprihatinkan,
namun bukan berarti tidak ada penyelesaiannya. Perlu koordinasi yang tepat di
lingkungan sekitar anak terutama pada lingkungan keluarga untuk mendidik anak
tanpa menggunakan kekerasan, menyeleksi tayangan televisi maupun memberikan
perlindungan serta kasih sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang suka
melakukan kekerasan nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini
dipimpin oleh pemimpin bangsa yang menyelesaikan kekerasan terhadap rakyatnya.
1.2
Ruang Lingkup Masalah
> Penyebab Terjadinya Kekerasan
terhadap Anak
> Jenis – Jenis Kekerasan yang
diterima Anak
> Solusi Mencegah terjadinya
Kekerasan pada Anak
1.3
Tujuan
Tujuan dari Karya Tulis ini adalah
seluruh kalangan masyarakat Indonesia khususnya “Orang Tua” mampu mendidik anak
tanpa perlu menggunakan kekerasan apapun tanpa terkecuali. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara memberikan perhatian dan kasih sayang kepada si “Anak”
agar nantinya dia tidak melakukan kekerasan. Uraian tersebut akan dibahas lebih
lanjut pada “BAB 2 Pembahasan”
1.4
Anggapan Dasar Dan Hipotesis
Kekerasan merupakan tindakan agresi
dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang
menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang
lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang dapat dianggap
sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait
dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah “kekerasan” juga mengandung
kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda
biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
1.5
Sumber dan Metode
Dari identifikasi diatas, dapat
dikatakan bahwa dalam penulisan karya tulis ini sebagian dari informasi yang
kami dapatkan bersumber dari :
Ø
Pesawat
Televisi, yakni dari berita-berita tentang kekerasan,
Ø
Internet,
yakni data tentang kekerasan anak di Kawasan Malang,
Ø
Surat
Kabar, yakni artikel tentang kekerasan yang dimuat pada surat kabar.
Dari Pernyataan diatas pula, karya
tulis ini memuat metode penulisan, yakni :
Ø
Metode
Likteratur, yakni Metode penulisan yang diambil dari data-data pada sebuah
buku, surat kabar, maupun media yang lain seperti internet.
Ø
Metode
Problem Solving, yakni Metode penulisan dengan memecahkan suatu masalah yang
ada pada rujukan/identifikasi masalah diatas
Baca Juga Postingan Lain Dari Blog Ini !!
Kumpulan Critical Book Report [Tersedia >50 Jenis CBR]
Critical Journal Report [Tersedia > 40 Jenis]
Contoh Laporan Mini Riset [Tersedia >25 Jenis]
Kumpulan Makalah Berbagai Jenis Tema [Tersedia >100 Jenis]
BAB
2
Analisis
dan Pembahasan
A.
Penyebab Terjadinya Kekerasan terhadap
Anak
Ada banyak faktor kenapa terjadi
kekerasan terhadap anak :
Ø
Lemahnya
pengawasan orang tua terhadap anak dalam menonton tv, bermain dll. Hal ini
bukan berarti orang tua menjadi diktator/over protective, namun maraknya
kriminalitas di negeri ini membuat perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap
lingkungan sekitar.
Ø
Anak
mengalami cacat tubuh, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu lugu
Ø
Kemiskinan
keluarga (banyak anak).
Ø
Keluarga
pecah (Groker Home) akibat perceraian, ketiadaan Ibu dalam jangka panjang.
Ø
Keluarga
yang belum matang secara psikologis, ketidak mampuan mendidik anak, anak yang
tidak diinginkan (Unwanted Child)atau anak lahir diluar nikah.
Ø
Pengulangan
sejarah kekerasan orang tua yang dulu sering memperlakukan anak-anaknya dengan
pola yang sama
Ø
Kondisi
lingkungan yang buruk, keterbelakangan
Ø
Kesibukan
orang tua sehingga anak menjadi sendirian bisa menjadi pemicu kekerasan
terhadap anak
Ø
Kurangnya
pendidikan anak terhadap anak.
B.
Jenis-jenis Kekerasan yang Sering Diterima
Anak
1.Kekerasan
Fisik
Bentuk kekerasan seperti ini mudah
diketahui karena akibatnya bisa terlihat pada tubuh korban Kasus physical
abuse: persentase tertinggi usia 0-5 tahun (32.3%) dan terendah usia 13-15
tahun (16.2%). Kekerasan biasanya meliputi memukul, mencekik, menempelkan benda
panas ke tubuh korban dan lain-lainnya. Dampak dari kekerasan seperti ini
selain menimbulkan luka dan trauma pada korban, juga seringkali membuat korban
meninggal
2.
Kekerasan secara Verbal
Bentuk kekerasan seperti ini sering
diabaikan dan dianggap biasa atau bahkan dianggap sebagai candaan. Kekerasaan
seperti ini biasanya meliputi hinaan, makian, maupun celaan. Dampak dari
kekerasaan seperti ini yaitu anak jadi belajar untuk mengucapkan kata-kata
kasar, tidak menghormati orang lain dan juga bisa menyebabkan anak menjadi
rendah diri.
3.
Kekerasan secara Mental
Bentuk kekerasan seperti ini juga
sering tidak terlihat, namun dampaknya bisa lebih besar dari kekerasan secara
verbal. Kasus emotional abuse: persentase tertinggi usia 6-12 tahun (28.8%) dan
terendah usia 16-18 tahun (0.9%) Kekerasaan seperti ini meliputi pengabaian
orang tua terhadap anak yang membutuhkan perhatian, teror, celaan, maupun
sering membanding-bandingkan hal-hal dalam diri anak tersebut dengan yang lain,
bisa menyebabkan mentalnya menjadi lemah. Dampak kekerasan seperti ini yaitu
anak merasa cemas, menjadi pendiam, belajar rendah diri, hanya bisa iri tanpa
mampu untuk bangkit.
4.Pelecehan
Seksual
Bentuk kekerasan seperti ini
biasanya dilakukan oleh orang yang telah dikenal anak, seperti keluarga,
tetangga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Kasus pelecehan eksual:
persentase tertinggi usia 6-12 tahun (33%) dan
terendah usia 0-5 tahun
(7,7%).Bentuk kekerasan seperti ini yaitu pelecehan, pencabulan maupun
pemerkosaan. Dampak kekerasan seperti ini selain menimbulkan trauma mendalam,
juga seringkali menimbulkan luka secara fisik.
C.
Solusi Mencegah Terjadinya Kekerasan pada Anak
Agar anak terhindar dari bentuk
kekerasan seperti diatas perlu adanya pengawasan dari orang tua, dan perlu
diadakannya langkah-langkah sebagai berikut:
Ø
orang
tua menjaga agar anak-anak tidak menonton / meniru adegan kekerasan karena bisa
menimbulkan bahaya pada diri mereka. Beri penjelasan pada anak bahwa adegan
tertentu bisa membahayakan dirinya. Luangkanlah waktu menemani anak menonton
agar para orang tua tahu tontonan tersebut buruk atau tidak untuk anak.
Ø
Jangan
sering mengabaikan anak, karena sebagian dari terjadinya kekerasan terhadap
anak adalah kurangnya perhatian terhadap anak. Namun hal ini berbeda dengan
memanjakan anak.
Ø
Tanamkan
sejak dini pendidikan agama pada anak. Agama mengajarkan moral pada anak agar
berbuat baik, hal ini dimaksudkan agar anak tersebut tidak menjadi pelaku
kekerasn itu sendiri.
Ø
Sesekali
bicaralah secara terbuka pada anak dan berikan dorongan pada anak agar bicara
apa adanya/berterus terang. Hal ini dimaksudkan agar orang tua bisa mengenal
anaknya dengan baik dan memberikan nasihat apa yang perlu dilakukan terhadp
anak, karena banyak sekali kekerasan pada anak terutama pelecehan seksual yang
terlambat diungkap.
Ø
Ajarkan
kepada anak untuk bersikap waspada seperti jangan terima ajakan orang yang
kurang dikenal dan lain-lain.
Ø
Sebaiknya
orang tua juga bersikap sabar terhadap anak. Ingatlah bahwa seorang anak
tetaplah seorang anak yang masih perlu banyak belajar tentang kehidupan dan
karena kurangnya kesabaran orang tua banyak kasus orang tua yang menjadi pelaku
kekerasan terhadap anaknya sendiri.
Lihat Juga!
Lihat Juga!
BAB
3
Penutup
3.1
Kesimpulan
Ada berbagai penyebab terjadinya
kekerasan terhadap anak seperti:
1. Berbagai penyebab terjadinya
kekerasan pada anak diantarnya adalah kemiskinan. Kondisi lingkunangan yang
buruk dan lain-lain.
2. Jenis kekerasan terhadap anak
terbagi menjadi 4 yaitu: kekerasan secara fisik, kekerasan secara verbal,
kekerasan secara mental, dan pelecehan seksual.
3. Ada beberapa cara menghindarkan anak
dari tindak kekerasan, dan semuanya memerlukan peran yang lebih dari orang tua.
3.3
Kritik dan Saran
Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan -
kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Gambar Ilustrasi
Sumber Gambar: nasional.sindonews.com |